Senin 18 Jun 2012 23:19 WIB

Does Malaysia claim Indonesian dances?

Rep: Satya Festiani/ Red: Yeyen Rostiyani
Some Indonesian artists wear ulos, traditional woven fabric of Batak culture. There is some
Foto: Antara/Agus Apriyanto
Some Indonesian artists wear ulos, traditional woven fabric of Batak culture. There is some "rumor" that Malaysia trying to claim Tor-tor dance, one of Batak dances, as its cultural heritage.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Malaysia will claim Tor-tor Dance and Gondang Sambilan which belongs to Mandailing, as their cultural heritage. But the Indonesian Embassy to Malaysia said it was only a misunderstanding.

"It is just misunderstanding on the definition of heritage and language," the spokesman on Social and Culture in Indonesian Embassy to Malaysia, Suryana Sastradireja, said on Monday.

After calling the Malaysia's Ministry of Information, Communication, and Culture and the Mandailing People United in Malaysia, Sastradireja said that Malaysia dismissed the issue of Malaysian intention to claim Tor-tor Dance and Gondang Sambilan.

"Malaysia will only do acknowledgement over the heritage owned by Malaysian Mandailing people," he said. Malaysia will also write its history, which is from Mandailing, North Sumatera, Indonesia.

He explained that many Mandailing people came to Malaysia hundred years ago. They long for their art and culture to be presented in Malaysia.

"Along this time, Mandailing culture is rarely presented in Malaysia," he said. For that, they want the cultures to be acknowledged in heritage deed 2005.

"If the cultures are cited on heritage deed, it will be conserved and practiced because Malaysia government will pour some financial assitance," he said.

 

 

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement