Rabu 04 Dec 2013 16:33 WIB

KPK predicts corruption involved banking sector in next election

Rep: Mutia Ramadhani/Antara/ Red: Julkifli Marbun
Bambang Widjojanto
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Bambang Widjojanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesian citizens need to be aware of corruption that involved banking sector ahead of general election in 2014. Deputy Chairman of Corruption Eradication Commission (KPK), Bambang Widjojanto explained that it should be no more works for making banking sector as sources of illegal political funding before election.

"We are afraid that it is going to happen. The reason, majority of corruption cases in last three elections involved banking sector," Widjojanto said recently.

Before 1999 election, there was case of Bank Indonesia Liquidity Assistance (BLBI) involving several officials. In 2004 election, corruption cases involved national banks. In 2009 election, there was case of bail out of Bank Century.

Widjojanto saw that Indonesian politics still needed a high costs. Political parties require a lot of money to run political machine. When cadre's contribution was not sufficient, political corruption has become a temptation for political parties. 

In 2013, Indonesia's corruption perception index ranks 114 out of 177 countries with value of 32. This value equals to index of corruption perception in Indonesia in the last year. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement