Sabtu 15 May 2010 04:03 WIB

Meluruskan Persepsi Keliru Tentang Jihad

Rep: irwan kelana/ Red: taufik rachman

Judul buku: Fiqih Jihad

Penulis: Yusuf Qardhawi

Penerbit: Mizan

Cetakan: I, April 2010

Tebal: lxxxi + 1.260 hlm

"Islam akan menang oleh kaum yang menjual kehidupan dunia dengan akhirat, mendahulukan pahala dan balasan Allah daripada apa yang mereka miliki, percaya bahwa kematian di jalan Allah adalah kehidupan, dan mengorbankan diri sendiri di jalan Allah.... Akan tetapi, termasuk kekeliruan atau kebodohan apabila jihad dipahami dengan pandangan yang keliru, dan diletakkan bukan pada tempatnya. Akhirnya, atas nama jihad, darah. nyawa, kehormatan, harta, dan negeri yang suci serta tidak berdosa menjadi halal. Akhirnya, dengan jihad pula, umat dan agama Islam pun dituduh dengan kekerasan, terorisme, dan permusuhan, padahal Islam suci dari segala tuduhan tersebut. Inilah yang terjadi setelah tragedi 11 September 2001: Islam tertuduh sebagai agama yang menyebarkan kekerasan dan terorisme di dunia."

Hal itu ditegaskan oleh Yusuf Qardhawi, ulama terkemuka dunia Islam, dalam karya terbarunya yang monumental tentang jihad menurut Alqur'an dan Sunnah,  berjudul "Fiqh Jihad". Karya yang mendapat sambutan hangat di Timur Tengah dan Barat  itu, oleh penulisnya dimaksudkan untuk meluruskan persepsi yang keliru tentang jihad. Sebab, belakangan ini konsep jihad sering disalahartikan menjadi teror dan kekerasan.

Ulama yang sangat produktif menulis itu (lebih 100 judul buku dari berbagai disiplin keislaman yang telah dia tulis) menegaskan bahwa pada zaman sekarang, kita tidak lagi memerlukan cara memerangi orang-orang kafir dengan kekuatan senjata (seperti yang dilakukan dahulu oleh para sahabat terhadap para kaisar zalim yang menindas rakyat mereka sendiri).

"Masih banyak cara lain yang bisa kita lakukan. Kita bisa menyebarkan dakwah Islam ke seluruh dunia tanpa ada seorang pemimpin pun yang menghalangi kita. Kita sudah memiliki satelit dan siaran berita yang bisa menyebarkan dakwah ke seluruh penjuru dunia. Pada zaman  sekarang juga tersedia fasilitas internet yang bisa ditemui di setiap rumah. Tulisan-tulisan dalam berbagai bahasa juga bisa kita dapatkan dengan mudah.

Fasilitas-fasilitas ini merupakan senjata kita yang memiliki kekuatan dan pengaruh kuat dalam melakukan jihad pada zaman modern. Senaja tersebut membutuhkan tentara-tentara tangguh dari kalangan da'i,  pendidik, serta jurnalis yang cakap, pandai, amanah, dan memiliki kemampuan untuk berbicara kepada seluruh dunia dengan bahasa dan metode modern. Tujuannya adalah agar mereka bisa memberikan pemahaman yang dapat meluruskan pandangan masyarakat dunia," tegas Yusuf Qahawi.

Penulis yang memosisikan dirinya sebagai ulama moderat ini membagi bukunya ke dalam mukaddimah, sepuluh bagian, dan penutup. Bagian pertama bicara tentang hakikat, konsep dan hukum jihad. Bagian kedua memperbincangkan jenis dan tingkatan jihad, disusul bagian ketiga yang membahas tentang antara jihad antara defensif dan ofensif. Bagian keempat mengupas tentang tujuan-tujuan jihad perang dalam Islam.

Bagian kelima membedah  kedudukan jihad, bahaya tidak ikut jihad, dan persiapan umat untuk jihad. Bagian keenam memaparkan tentang kewajiban, adab, dan aturan tentara jihad Islam. Bagian ketujuh menjelaskan tentang apa yang mengakhiri peperangan. Bagian kedelapan menyebutkan tentang apa yang dilakukan setelah perang. Bagian kesembilan mengupas tentang peperangan di dalam kawasan Islam. Sedangkan bagian kesepuluh membahas tentang jihad dan permasalahan-permasalahan kontemporer umat.

Buku yang oleh Syaikh Abdullah Yusuf Al-Juda'i, Direktur Al-Juda'i Centre for Research and Counseling, dikatakan "paling fenomenal dan aktual tentang jihad" ini perlu dibaca oleh berbagai kalangan, baik kaum Muslimin maupun non-Muslim. Seperti ditegaskan oleh Yusuf Qardhawi dalam mukkadimahnya, bahwa buku ini amat diperlukan terutama oleh kalangan pakar syariat, pakar hukum,  Islamis, sejarahwan, pemikir, Orientalis, aktivis dialog, politikus, kalangan militer, dan para pembelajar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement