Ahad 11 Dec 2011 11:58 WIB

Dua Kereta Kencana Huni Museum Kraton Kanoman

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Museum Kraton Kanoman
Foto: Republika/Agung Sasongko
Museum Kraton Kanoman

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON - Keberadaan bangunan museum dalam keraton belum digarap dengan optimal. Padahal, museum ini berpotensi menjadi daya pikat untuk menarik masyarakat melihat peninggalan keraton.

Museum Keraton Kanoman misalnya. Bangunan yang berada di sebelah Bangsal Jinem ini menyimpan sejumlah peninggalan penting keraton. Memang, saat memasuki bangunan, tampilan depan terlihat ala kadarnya. Padahal, bangunan ini terbilang baru.

Sejumlah dinding sudah berlumut. Cat yang menempel pada dinding mulai mengelupas. Rumput liar dibiarkan tak terurus. Debu berada dimana mana.

Bangunan ini tidak terlalu besar. Tapi, bangunan tersebut cukup menampung tiga kereta kencana, peralatan rumah tangga, hingga senjata kerajaan. Beberapa koleksi tampak tidak utuh.

Kereta Kencana

Perhatian rombongan 'Melancong Bareng Abah Alwi' langsung tertuju kepada jajaran kereta yang berada di bagian tengah museum. Ada dua kereta kencana yang terpajang.

Pertama, kereta Paksi Naga Liman. Kereta itu, seperti tertera dalam keterangan, dibuat dari kayu sawo pada tahun 1350 Saka atau tahun 1428 Masehi oleh Pangeran Losari. Kereta tersebut pernah digunakan Sunan Gunung Jati, leluhur Kesultanan Cirebon, yang memerintah 1479 – 1568.

"Pemberian nama itu berkaitan dengan pahatan kayu di bagian depan yang menggambarkan gabungan bentuk paksi (burung), naga, dan liman (gajah) memegang senjata. Paduan bentuk itu melambangkan persatuan tiga unsur kekuatan di darat, laut, udara. Itu menyimbolkan keutuhan wilayah," kata salah seorang petugas Museum menerangkan kepada rombongan.

Keistimewaannya, lanjut dia, terletak pada bagian sayap patung yang bisa buka-tutup saat sedang berjalan. Begitu juga bentuk rodanya yang berbeda dengan roda pedati biasa. Roda kereta dibuat cekung ke dalam. Bentuknya mengingatkan pada kereta kencana Singobarong.

Petugas museum menjelaskan, konstruksi roda seperti itu sangat berguna jika melewati jalanan berlumpur yang basah. Kotoran tidak akan menciprat mengotori penumpangnya.

Kereta yang lain adalah Jempana. Kereta kebesaran untuk permaisuri dengan hiasan bermotif batik Cirebon. Kereta berbahan kayu sawo itu juga dirancang dan dibuat atas arahan Pangeran Losari pada tahun yang sama.

Sementara bagian museum lain dipenuhi koleksi yang lain. Di antaranya koleksi wayang golek papak, kursi pengantin, gamelan, meja tulis lengkap dengan perlengkapan menulis daun lontar dan ijuk aren yang berfungsi sebagai alat menulis, kotak-kotak termasuk kotak dari Mesir.

Dari salah satu sudut bangunan, pengunjung bisa melihat koleksi senjata mulai dari aneka pedang lokal dan pedang Eropa, keris, senjata api, aneka perisai, dan meriam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement