REPUBLIKA.CO.ID, EDAM --Tak jauh dari menara mercusuar, kira-kira 200 meter terdapat kompleks makam seluas 4x6 meter. Menurut catatan sejarah, makam ini merupakan milik Ratu Syarifah Fatimah. Beliau adalah ratu keturunan Arab yang berkuasa di Kesultanan Banten atas kehendak Gubernur Jendral Baron Van Imhoff.
Sebenarnya ada empat makam, semuanya tertutup atap. Tidak jelas mana yang merupakan makam Ratu Syarifah. Yang pasti, makam ini sering diziarahi. Itu terlihat dari jejak-jejak peziarah.
Kondisi makam cukup terawat. Dengan dilapisi keramik pada bagian lantainya, makam ini nyaman untuk diziarahi pengunjung. Namun di malam hari tampaknya sulit untuk dikunjungi mengingat kompleks makam dan jalan menuju lokasi tidak terdapat cahaya penerang. Praktis, di malam hari hanya cahaya rembulan sebagai satu-satunya sumber cahaya.
Alwi Shahab, wartawan senior Republika dan pemerhati sejarah Jakarta, mengatakan Ratu Syarifah merupakan sosok yang paling dibenci rakyat Banten. Itu karena naiknya Syarifah sebagai Ratu tidak terlepas dari peran Belanda.
"Jadi, tadi ada yang tanya sama saya, apakah dia seorang pengkhianat atau pahlawan. Tapi kalau dilihat dari dukungan Belanda, maka anda bisa menilai sendiri," kata Abah Alwi, demikian sapaan akrabnya, saat memberikan penjelasan kepada peserta 'Melancong Bareng Abah Alwi', Ahad (8/7).
Sebabnya, lanjut dia, ketika gubernur Van Imhoff diganti maka rakyat Banten meminta Ratu Syarifah diasingkan. Itulah mengapa Ratu Syarifah diasingkan di pulau Edam. "Jadi, ia menetap dan akhirnya meninggal di sana," kata Abah.
Sebelum selesai menjelaskan, ada peserta bertanya,"Bah, cantik nggak Ratu Syarifah,". Abah menjawab,"Cantiklah..,".