Kamis 20 Oct 2011 10:08 WIB

Santri Indigo di Ponpes Pabelan

Red: Slamet Riyanto
Sekretaris Daerah Magelang Drs Utoyo mewakili Bupati Magelang mebuka acara pelatihan
Sekretaris Daerah Magelang Drs Utoyo mewakili Bupati Magelang mebuka acara pelatihan

REPUBLIKA.CO.ID, Telkom bekerjasama dengan Harian Republika kembali gelar pelatihan internet untuk para santri di pondok pesantren Pabelan, Mungkid, Kabupaten Magelang, 27-28 September 2011.

Dengan mengusung tema ''Putihkan Internet '' pelatihan ini melibatkan 100 peserta terdiri dari 75 santri dan 25 ustadz, berasal dari lebih 30 pondok pesantren yang ada di Kabupaten Magelang.

Pelatihan yang merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Harian Republika ini menargetkan agar para santri memiliki weblog dan dapat melakukan dakwah di dunia interent.

Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Drs Utoyo, didampingi Pimpinan Ponpes Pabelan,  KH Ahmad Najib Amin Hamam, dan Kepala Telkom area Magelang, Amir Yunus.

Pemkab menyambut baik dan berterima kasih kepada Telkom dan Republika karena kegiatan ini bisa digelar di Magelang, kata Sekda Magelang Utoyo dalam sambutannya. Di Kabupaten Magelang saat ini terdapat 312 pondok pesantren baik yang menjalankan pendidikan modern maupun salafiyah. ''Jumlah pondok ini mendekati jumlah desa yang ada di kabupaten ini, yang hanya 372 desa,'' tuturnya. Dengan adanya kegiatan ini, Utoyo berharap para santri dapat lebih terdorong lagi untuk mengembangkan diri, sehingga nantinya bisa menjadi kader-kader pembangunan yang andal.

Kepala Telkom Area Magelang, Amir Yunus, dalam sambutannya mengatakan bahwa, program Santri Indigo adalah bagian dari program CSR PT Telkom, sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan untuk turut mendidik para santri agar lebih mengenal teknologi khususnya internet. Dengan demikian para santri dapat menyebarkan dakwahnya secara mendunia melalui weblog mereka masing-masing.

Sedangkan Pimpinan sekaligus pengasuh Ponpes Pabelan, KH Ahmad Najib A Hamam, mengatakan  “Kami yakin pelatihan semacam ini dapat memberikan inspirasi positif bagi para santri dan ustad agar lebih termotivasi lagi untuk terus mengembangkan diri,”.Apalagi jika pesertanya melibatkan lebih banyak lagi santri dan pesantren maka dampaknya akan sangat luar biasa, tambahnya.

Direktur PT Zahir Internasional, Muhamad Ismail Thalib dengan gaya mudanya mengajak para santri untuk berkreasi di dunia digital dalam hal yang positif, karena dunia ini sangat potensial dimasa kini dan masa depan, demikian dalam pemaparannya. Banyak para milyader kelas dunia yang sukses dengan karya digitalnya, Muhammad menyebut Bill Gates pemilik Microsoft, Mark pemilik Facebook, Stave Jobs pemilik apple, semuanya sukses dengan dunia digital. Khusus di dunia internet, Muhammad mengajak agar para santri giat meng update weblog-nya dalam upaya "Memutihkan Internet".

Sedang Slamet Riyanto, dari Republika Online, menyebutkan Telkom dan Harian Republika telah 16 kali menyelenggarakan pelatihan Santri Indigo ini. ''Alumninya sudah mencapai 1.450 orang yang tersebar di Pulau Jawa,'' katanya. Dari jumlah tersebut seribuan blog telah berhasil dibangun dan siap untuk "Memutihkan Internet", sambungnya. Pada hari kedua pematangan pembuatan blog dipandu oleh M Afif dari Republika Online sampai para peserta mengerti dan bisa mengisi dan meng-kastemisasi blognya masing-masing.

Acara berdurasi dua hari ini juga menghadirkan musisi kawakan Gilang Ramadhan, para peserta diajak untuk berkreasi dalam dunia musik. Untuk berkreasi dibidang musik, tidak harus dengan peralatan mahal kata Gilang, namun dengan peralatan yang ada disekitar kitapun bisa menghasilkan karya seni. Dalam kesempatan itu Gilang mencoba mengenalkan berbagai nada dengan botol galon kemasan air mineral. Para peserta tak henti-hentinya tepuk tangan selama gilang memberikan pemaparan tentang kreasinya dibidang musik.

Pada hari kedua selain materi pendalaman membuat blog, para santri juga mendapat wawasan tentang perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi yang dibawakan oleh Suhartono dari Telkom Jakarta. Hartono memaparkan, selama kurun waktu abad ke-18, sampai ke-21 kini, dunia telah berkembang melalui tahapan era pertanian, era industri, lalu infomasi, dan sekarang sedang memasuki era konsep (conceptual age). Ke depan, kemajuan bidang teknologi informasi akan lebih cepat berkembang bila didukung dengan berkembangnya kreativitas, yang bisa memunculkan ide-ide orisinil yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk invonasi-inovasi baru.  Inilah peluang besar bagi para santri untuk berkreasi dan memunculkan ide-ide baru dibidang teknologi digital, tegasSuhartono.

Dalam pelatihan ini juga dihadirkan blogger sukses, tujuannya agar para santri dapat memahami internet dalam hal ini weblog tidak hanya sekedar untuk "narsis" tapi bisa menjadi sumber penghasilan. Dengan berkreasi di internet saya bisa mendapatkan penghasilan yang layak, kata Muhammad Rijal AR Sutadiredja. Bahkan dengan internet saya bisa membeli rumah cukup baik di kawasan Semarang Jawa Tengah, beli kendaraan, dan dapat menikmati tempat-tempat rekreasi kata Bang Zenk, sebutan Rijal di Internet dalam presentasinya. Intinya Bang Zeng memberi panduan bagaimana mencari uang dengan menggunakan internet.

Menjelang penghujung acara, peserta mendapat wawasan tentang web yang dikembangkan oleh Telkom yang berisi konten muslim yaitu www.speedytaqwa.com. Paparan yang dibawakan oleh Deden dari Telkom Jakarta ini memberi banyak ruang kepada santri untuk mengembangkan wawasan dan saling tukar informasi.  Slamet Riyanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement