REPUBLIKA.CO.ID, Keluhan kerusakan rambut karena mengenakan hijab sering kali terdengar. Ada yang mengatakan rambut yang ditutup terlalu lama menyebabkan rusaknya kulit kepala dan kelembaban rambut.
Namun hal ini dibantah oleh dr. Lilik Norawati, SpKK, FINSDV. "Yang salah bukan hijabnya, tapi diri kita tidak merawat rambut dengan benar," kata dr. Lilik Norawati, SpKK, FINSDV kepada ROL. Berhijab tidak akan membuat rambut rusak asal bisa merawatnya dengan benar.
Muslimah berhijab hendaknya mencuci rambut secara teratur. Minimal sekali dalam sehari. Pilihlah produk perawatan sesuai dengan jenis rambut. Misalnya, rambut kering dan patah tidak diperkenankan menggunakan produk untuk rambut berminyak. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Ketika keramas, sampo harus digunakan sampai menyentuh kulit kepala. Pijat perlahan dengan menggunakan ujung jari, bukan ujung kuku. "Menggaruk kepala dengan kuku bisa merusak pori-pori kulit," jelas Lilik. Pijatan ringan berguna untuk memperbaiki aliran darah di sekitar kepala.
Jangan pernah menyisir rambut dalam keadaan basah. Setelah dikeringkan dengan handuk secara perlahan, sisir rambut menggunakan jemari. Keringkan rambut terlebih dahulu sebelum mengikat dan menutupnya dengan hijab. Menguncir dan menutup rambut dengan hijab dalam keadaan basah bisa membuatnya lembap sehingga menimbulkan bau tak sedap.
Apabila terburu-buru, boleh saja mengeringkan rambut dengan pengering. "Usahakan keringkan dengan suhu paling rendah," saran Lilik. Hal ini berguna agar rambut tidak mudah kering. Kemudian gunakan sisir berujung bulat saat menyisir. Sisirlah rambut maksimal dua sampai tiga kali saja dalam sehari.
Saat mengikat rambut, gunakan jenis karet yang lentur dan tidak membuat kusut. Hindari mengikat rambut terlalu kuat supaya tidak mudah rontok. Agar rambut terlindungi dari sinar matahari gunakan hijab dengan bahan cukup tebal. Namun harus tetap menyerap keringat. "Jangan lupa berikan vitamin rambut untuk menjaga kesuburannya," tutup Lilik.