Sabtu 26 Aug 2017 03:24 WIB

Inilah Rahasia Tersenyum, Menurut Ilmu Pengetahuan

Rep: Novita Intan/ Red: Ilham Tirta
Tampak seorang remaja putri tersenyum.
Foto: corbis
Tampak seorang remaja putri tersenyum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kita semua memiliki gagasan sendiri tentang bagaimana senyum yang semestinya. Apakah kita menunjukkan bagai seteguk kulit putih mutiara atau tetap tutup mulut. Meskipun ada banyak alasan bagus untuk menyeringai termasuk manfaat kesehatan yang luar biasa untuk tersenyum, penelitian baru menunjukkan bahwa sebenarnya ada cara yang tepat untuk tersenyum, dan ini berkaitan dengan ekspresi wajah.

Seperti dilansir dari laman Reader's Digest, ketika kita memikirkan senyuman yang sempurna, kita sering membayangkan senyum lebar dan berseri-seri, dengan semua gigi kita menunjukkan. Namun berdasarkan temuan baru dari jurnal akses terbuka, PLOS ONE, Nathaniel Helwig dan rekan-rekannya di University of Minnesota menemukan bahwa senyuman asli yang sukses sebenarnya tidak banyak menunjukkan gigi dan lebih pada keseimbangan wajah dan simetri, lapor Science Daily.

Untuk penelitian ini, para periset melihat model wajah animasi komputer 3D yang terdiri lebih dari 800 peserta studi. Model wajah animasi komputer mengalami serangkaian transformasi wajah, dengan periset mengubah sudut mulut, jumlah gigi yang ditunjukkan, tingkat senyum, dan seberapa simetris senyumannya. Peserta kemudian diminta menilai senyum model berdasarkan keefektifan, keaslian, kesenangan, dan niat emosional yang dirasakan.

Hasil penelitian menemukan bahwa senyum paling sukses yang dinilai paling menyenangkan, asli, dan efektif, memiliki keseimbangan gigi yang sempurna, sudut mulut ideal, dan panjang senyum yang meluas ke apa yang dijuluki sweet spot. Senyum yang menunjukkan sinkronisasi cepat sisi kiri dan kanan wajah saat tersenyum juga lebih terkait.

Fakta bahwa model senyum yang dihasilkan komputer tidak boleh lepas dari hasil, karena penelitian sebelumnya mendapati bahwa mempelajari model wajah elektronik dapat menjadi aset besar dalam meneliti. "Bagaimana perubahan ekspresi terhadap ruang dan waktu mempengaruhi bagaimana orang membaca wajah," kata rekan penulis studi tersebut kepada Science Daily.

Mereka percaya bahwa menggunakan animasi komputer 3D dapat membantu mengembangkan pemahaman spatiotemporal yang lebih lengkap tentang persepsi emosional kita tentang ekspresi wajah. Karena beberapa orang memiliki kondisi medis seperti stroke yang menghalangi ekspresi wajah, dengan konsekuensi psikologis dan sosial yang mungkin terjadi, hasil ini juga dapat menginformasikan praktik medis saat ini untuk operasi dan rehabilitasi reasimasi wajah.

Sebagai catatan Science Daily, tersenyum membuat sebagian dari komunikasi nonverbal kita, sehingga penting untuk memiliki senyum yang akan menarik orang kepada Anda dan juga tampak tulus. Ini juga perlu dicatat bahwa senyum sempurna bisa membantu memperbaiki kesehatan Anda juga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement