REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang mengambil jalan instan untuk memperbaiki penampilannya. Menggunakan plester komedo, salah satunya.
Dokter kulit di Raheja Hospital, Mumbai, India, dr Rinky Kapoor, menjelaskan bahwa ketika sel-sel kulit mati menyumbat pori-pori, ia akan membentuk sebagai komedo di permukaan kulit. Begitu pori-pori yang tertutup terbuka dan minyak alami kulit keluar, ia teroksidasi, mengumpulkan kotoran dan bakteri, dan membentuk komedo.
Memakai plester komedo memang merupakan cara paling umum untuk menghilangkan komedo, tapi itu tidak membantu dalam jangka panjang. Plester komedo biasanya mengandung bahan-bahan yang ketika diaplikasikan ke air, membuat perekat seperti lem yang mengeras saat mengering.
Plester komedo akan menempel di lapisan atas kotoran, minyak, rambut, dan sel-sel kulit mati. Air mengaktifkan polimer penarik minyak yang mengeluarkan semua sebum dari pori yang terkena.
“Plester komedo hanya berfungsi sebagian dan dapat menyebabkan iritasi. Ini bukan terapi pilihan yang direkomendasikan oleh dokter kulit,” ujar dr Kiran Godse, konsultan kesehatan kulit dari Rumah Sakit Hiranandani seperti dilansir laman Vogue.
Menurutnya scrub, exfoliator, dan plester komedo adalah mungkin mencegah pembentukan sampai batas tertentu, tetapi tidak akan tuntas mengatasi komedo. Godse mengingatkan bahwa menggunakan plester komedo terlalu sering akan mempengaruhi siklus pembaruan kulit. Pada dasarnya, plester itu bekerja seperti perekat kuat yang menempel pada kulit dan mengeluarkan semua kotoran.
"Plester komedo akan membuat kulit terlihat lebih bersih dan pori-pori mengecil, tapi itu tidak akan menyelesaikan penyebab yang melatari munculnya komedo," kata Kapoor.
Ingin menggunakan plester komedo? Kenakan pada kulit yang basah atau lembab lalu dibiarkan selama 15 sampai 20 menit sehingga plester dapat menyerap semua kotoran. Saat melepaskannya, kelupas dari kedua sisi dengan hati-hati agar tidak mengiritasi kulit di bawahnya.
Lalu adakah pengobatan alternatif untuk mencegah komedo? Kapoor mengungkapkan, sering kali orang akhirnya menggunakan pembersih yang salah untuk jenis kulit mereka.
Ketika terlalu ringan, menurut Kapoor, pembersih wajah tidak akan mampu mengelupaskan sel-sel kulit mati. Alhasil, penumpukan pun terjadi.
"Dokter kulit sering meresepkan pembersih salisilat atau asam glikolat yang mengelupas lapisan kulit mati bagian atas,” kata Kapoor.
Komedo juga bisa terbentuk akibat penggunaan pelembab yang terlalu berat. Demikian pula dengan kosmetik tidak cocok untuk kulit Anda.
"Sampai faktor-faktor yang memicu timbulnya komedo diatasi, tidak ada perawatan eksternal apapun, seperti scrub dan masker yang akan membantu Anda mencegah komedo secara permanen," kata Kapoor.
Melengkapi penjelasan Kapoor, Godse mengungkapkan bahwa pengolesan retinol atau beta hydroxy acid merupakan cara yang lebih baik untuk membersihkan komedo. Asam salisilat, terutama, bekerja dengan menembus bagian dalam pori-pori, membersihkan semua sebum yang telah menumpuk di dalamnya, bukan hanya lapisan atas seperti plester komedo lakukan. Jika Anda lebih menyukai penggemar eksfoliasi fisik, sikat pembersih atau kain pencuci membantu menghilangkan sumbatan pada pori-pori.