REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi ilmu gula dari University of California, sekitar 74 persen makanan kemasan mengandung gula tambahan. Selain itu, ada banyak jenis gula yang tercantum dalam bahan makanan yang sama, baik itu fruktosa, sukrosa, maltose dan dekstrosa, di mana semua bahan gula tersebut tidak bermanfaat bagi tubuh.
"Kadar glukosa yang sangat tinggi mengubah struktur protein kulit kita, dengan pemecahan kolagen dan elastin," kata dokter spesialis dan salah satu pendiri AVYA Skincare, Dr. Tanuj Nakra, seperti dilansir Instyle, Kamis (14/11).
Menurutnya, jika seseorang bisa makan makanan yang seimbang dan memiliki kulit yang bersih, maka menkonsumsi permen atau coklat sesekali tidak akan menjadi masalah. Sebab, mengkonsumsi manisan bisa memberi efek kesenangan tersendiri.
"Dosis gula yang benar-benar sedikit tidak akan menyebabkan jerawat atau keriput," kata dia.
Dr Nakra secara khusus menyarankan untuk menggunakan produk yang mengandung kunyit, peony, neem atau tumbuhan aktif lainnya untuk meredakan peradangan kulit. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah secara topikal.
Pasalnya, bahan-bahan seperti niacinamide dan vitamin C yang terkandung juga dapat merangsang produksi kolagen. Di mana hal tersebut dapat meningkatkan warna kulit seiring waktu. Sambungnya, makanan yang tinggi serat juga dapat membantu memperlambat penyerapan gula oleh sistem pencernaan
"Strategi terbaik adalah menghindari makanan olahan dengan tambahan gula, dan menikmati makanan lengkap," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan asupan gula, otak akan menerima lonjakan dopamine yang besar. di mana dopamine tersebut dikaitkan dengan kesenangan dan juga merupakan target obat yang sangat membuat ketagihan, seperti kokain dan metamfetamin.
"Jika terus-menerus mendambakan gula, dalam bentuk permen, cokelat, atau Frappuccino, misalnya, maka kemungkinan Anda kecanduan gula," ungkap dia.
Sejauh ini, para ahli bedah mengungkapkan bahwa tidak ada bentuk gula yang baik untuk kulit, jika dilihat dari sudut pandang medis. Namun demikian, masih ada beberapa alternatif bagi siapapun yang ingin mengkonsumsi manisan seperti permen.
“Apel, kismis, dan kurma adalah contoh yang akan direkomendasikan oleh dokter,” tuturnya. Dia menegaskan, makanan tersebut bisa digunakan sebagai pengganti gula.
Sambung dia, gula alami yang ditemukan pada tanaman dan sayuran diserap lebih lambat ketika dikonsumsi dalam bentuk makanan utuh. Sebab, pada umumnya gula tersebut merupakan karbohidrat kompleks dan hidup berdampingan dengan serat alami.