REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Numismatika. Pernah dengar istilah ini? Yang pasti, istilah ini tidak ada hubungan dengan matematika atau tumis-menumis. Yang benar, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah numismatika merujuk pada telaah pengumpulan mata uang atau tanda jasa, seperti medali. Makin bingung? Biar gampang, kata ini dipakai untuk menyebut mereka yang hobi mengumpulkan mata uang kuno.
Contohnya, seperti yang dilakukan Satria Saeroni, seorang wirausahawan asal Yogyakarta. Untuk Roni, sapaan akrab dia, uang kuno punya sisi eksotisme sendiri. Uang yang sudah kuno itu tidak diterbitkan lagi sehingga menjadi barang langka. "Berbeda dengan koleksi tanaman unik yang bisa diperbanyak karena tanaman bisa berkembang biak," katanya.
Hobi pria kelahiran Yogyakarta, 9 Februari 1982, ini berawal dari ajakan sang teman. Gara-gara sempat melihat selembar uang kuno di dompet Roni, teman itulah yang mengajaknya benar-benar berburu uang kuno. "Dari situlah saya mulai mengoleksi uang kuno," katanya.
Uang kuno, ujar Roni, memiliki keunikan tersendiri, baik dari desain maupun gambar-gambarnya yang punya nilai artistik. Ada gambar bunga, binatang, maupun tokoh pahlawan. Rasanya, ada sensasi tersendiri jika mampu mengoleksi uang kuno satu set tanpa membelinya dari pedagang uang kuno. "Bangga saja, bisa mengumpulkan uang kuno satu per satu dan menyusunnya menjadi satu set sendiri," ujarnya.
Tempat favorit Roni berburu uang kuno adalah Pasar Klitikhan, Yogya. Di tempat ini, banyak pedagang yang menjual uang kuno dalam kondisi bagus. Dia juga punya kenalan beberapa numismatis-istilah untuk para kolektor uang kuno-dari Surabaya dan Ngawi. "Saya terkadang barter atau beli uang kuno dari mereka," katanya.
Selain dari teman-temannya sesama numismatis, Roni terkadang mendapatkan tambahan koleksi uang kunonya dari berbagai pameran uang kuno. April lalu, lulusan SMK Bantul ini mengunjungi pameran uang kuno dan perangko di Ambarukmo Plaza. "Saya beli beberapa lembar uang kuno dari pameran itu," katanya.
Perlahan, koleksinya terus bertambah. Saat ini Roni sudah mengoleksi satu set uang kuno seri Sudirman, seri bunga tahun 1959, seri Soekarno tahun 1960, dan seri pekerja tahun 1958.
Dia juga mempunyai uang kuno terbitan tahun 1939 yang merupakan seri wayang yang terdiri atas 5 gulden dan 10 gulden. "Sebenarnya, saya ingin memiliki satu set uang seri wayang, namun harga uang seri wayang senilai 25 gulden harganya lebih dari Rp 1 juta," katanya.