REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--"Puasalah kamu, niscaya kamu akan sehat". Hadist Rasulullah saw itu bukan hanya baik disematkan bagi semua umat muslim dewasa, tetap juga anak-anak. Dalam keseharian pada bulan non-Ramadhan, anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk makandan minum sepuas mereka tanpa mencermati kandungan gizi yang ada di dalamnya. Bagaimana orang tua mengantisipasi kebiasaan itu?
Selain mengajarkan anak untuk lebih berhati-hati mengonsumsi panganan, menjelaskan manfaat dan kandungan makanan, pengendalian diri terhadap nafsu makan juga sangat bermanfaat. Salah satunya tentu saja melatih si kecil berpuasa.
Dokter anak sekaligus ahli gizi, dr. Khairunnisa memaparkan beberapa manfaat yang didapat jika anak-anak dilatih berpuasa sejak dini. Ia malah menyarankan agar melatih puasa pada anak sejak umur 3 hingga 6 tahun. "Tidak ada ketentuan baku dari umur berapa anak dilatih untuk puasa, tapi lebih baik dari umur 3 sampai 6 tahun. Sehingga, nantinya anak terbiasa," ungkap dokter yang akrab disapa Nisa, Rabu (4/8).
Permulaan puasa pada anak, lanjut Nisa, adalah sesuatu yang baru dan patut dicoba. Namun, karena tingkat ketahanan setiap anak berbeda, sebaiknya orang tua melatih berpuasa sesuai kemampuan si bocah. "Orang tua tidak perlu terlalu memaksakan," tutur Kharunnisa.
Lagipula memaksakan anak berpuasa dalam rentang waktu yang tidak mereka sanggupi, menurut Nisa dikhawatirkan dapat merusak persepsi anak tentang puasa. "Ikuti saja dulu kemampuan anak," lanjut Nisa.
Menurut Nisa, dampak puasa bagi kesehatan anak juga besar. Baik dampak jasmani juga rohani. "Tentu lebih sehat, biasanya mereka jajan atau makan tanpa pantauan orang tua. Nah, kalau si anak puasa, pola makan akan diatur oleh orangtuanya. Jadi nilai gizinya insya Allah lebih baik," papar Nisa.
Dilihat dari perspektif rohani, puasa juga dapat melatih kesabaran dan kedisiplinan mereka. "Terutama disiplin dalam jam makan," katanya.
Khairunnisa juga memaparkan, pada dasarnya, puasa itu bermanfaat dalam menyeimbangkan fungsi tubuh, terutama fungsi sistem pencernaan. "Dapat dibayangkan organ-organ pencernaan kita seperti mulut, lambung, usus tidak berhenti bekerja selama hidup. Puasa itulah saat yang tepat untuk mengistirahatkan sekaligus membersihkan seluruh alat pencernaan tersebut," jelasnya.
Dengan pemulihan fungsi pencernaan, ujarnya, maka fungsi sistem tubuh yang lain diharapkan dapat menyembuhkan diri dari berbagai macam penyakit agar kembali pulih dan normal. Dalam istilah kedokteran proses itu menurut dia, disebut self healing atau penyembuhan dari diri sendiri.
"Pada dasarnya, tubuh kita diciptakan untuk mampu menyembuhkan diri sendiri dan kemampuan ini sangat luar biasa. Namun, self healing dapat terjadi jika tubuh diberi kesempatan untuk pemulihan dengan puasa itu," jelasnya.
Meskipun setiap manusia memiliki kemampuan self healing, Khairunnisa tetap menganjurkan untuk tetap juga sebaiknya mempraktekan pola hidup sehat saat puasa. Ia memberikan beberapa anjuran yaitu memilih makanan yang alami, makan tidak berlebihan, mengunyah makanan 30-50 kali tiap suapan dan membiasakan diri rajin mengkonsumsi buah dan sayur.