Senin 03 May 2010 22:00 WIB

Studi: Bedak Tabur Bisa Jadi Pemicu Kanker

Rep: cr2/ Red: Ririn Sjafriani
bedak tabur
Foto: shaktiminerals.co.in
bedak tabur

Jika dibandingkan laki-laki, organ intim perempuan cenderung sensitif sehingga memerlukan perawatan maksimal. Namun, apabila penggunaan bedak tabur (talcum powder) merupakan salah satu usaha tersebut, sebaiknya Anda berpikir ulang.

Di Inggris, hasil riset menunjukan penggunan bedak tabur setiap hari sebagai bentuk perawatan organ intim dinilai berbahaya. Peneliti mencatat, penggunaan bedak tabur di sekitar rgan intim seminggu sekali saja, dapat meningkatkan resiko kanker rahim sekitar 24 persen.

Menurut peneliti, catatan itu memperingatkan partikel yang terdapat pada bedak tabur bisa memasuki organ tubuh lain dan memicu perkembangan sel kanker. Ironisnya, peneliti mencatat 40 persen dari perempuan menggunakan bedak jenis itu sebagai bagian dari perawatan organ intim mereka.

Sebelumnya, tim peneliti dari Harvard Medical School, Boston, AS melakukan rangkaian pengamatan terhadap resiko penggunaan bedak talek pada perempuan paruh baya yang telah memasuki masa menopouse. Asumsinya, perempuan paruh baya mungkin beresiko tinggi lantaran mereka menggunakan bedak tabur dalam jangka waktu yang panjang.

Hasil riset mencatat, penggunaan bedak tabur jangka panjang diketahui merupakan pemicu kanker. Pada penggunaan umum, sekali dalam seminggu, bedak talek berkaitan dengan resiko kanker pasca menopouse.

Riset yang dirintis semenjak tahun 1982 dan melibatkan 66.000 perawat ini juga mencatat bedak tabur umumnya digunakan sebatas pada organ intim bukan keseluruhan tubuh.

Menurut peneliti, Sekitar 600 perawat kesehatan yang menggunakan bedak taburmengidap kanker rahim. Tahun lalu, tim peneliti juga mencatat penggunaan bedak talek meningkatkan resiko kanker ovarium sekitar 40 persen. Saat itu, peneliti merekomendasikan agar penggunaan bedak tabur dihentikan.

Produk Kosmetik

Bedak tabur umumnya terbuat dari mineral magnesium silikat alami yang disebut hydrous. Hydrous ini kemudian dihancurkan, dikeringkan dan digiling untuk menghasilkan jutaan serbuk yang digunakan dalam produk kosmetik perempuan.

Beberapa ahli mengatakan rantai kimia yang sama seperti asbes atau disebut  mesothelioma dapat menyebabkan efek mematikan seperti kanker paru-paru. Partikel yang masuk melalui organ intim dan ditemukan jauh di dalam pingguk diketahui melakukan perjalanan ke paru-paru. Mereka juga bisa bertahan di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan diperkirakan satu partikel talek di paru-paru, misalnya, membutuhkan delapan tahun untuk dihancurkan.

Terkait hasil riset, peneliti asal Charity of Cancer Research, UK, Jessica Harris, mengatakan hasil penelitian cenderung lemah cukup lemah dan bisa berubah.

"Peneliti setuju, perlunya riset mendalam untuk mengetahui apakah benar ada hubungan antara bedak talek dengan kanker dan jika penelitian di masa depan tidak membuktikan keterkaitan, penting untuk diingat bahwa sangat sedikit perempuan yang menggunakan bedak," katanya.

"Bagi wanita yang ingin mengurangi risiko terkena kanker endometrium, satu hal terbaik yang dapat mereka lakukan adalah menjaga berat badannya, " terangnya.

Sementara itu, hasil riset sebelumnya mencatat ada hubungan antara bedak talek dengan tumor. Ini artinya, dampak yang diakibatkan kian meningkat. Data riset di Inggris dan Wales menyebutkan kanker rahim merupakan pembunuh 1.000 perempuan pertahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement