Kamis 06 May 2010 03:05 WIB

Permainan Roller Coaster Bisa Bikin Tuli?

Rep: cr2/ Red: Ririn Sjafriani
permainan roller coaster dinilai para ahli berpotensi timbulkan trauma pada telinga.
Foto: kiwiyogi.wordpress.com
permainan roller coaster dinilai para ahli berpotensi timbulkan trauma pada telinga.

LONDON--Keberadaan anjungan roller coaster di sebuah taman hiburan memang memunculkan daya tarik luar biasa bagi pengunjung. Aroma andrenalin yang menantang merupakan satu dari sekian alasan pengunjung mau menjajal anjungan ini. 

Jika Anda memutuskan untuk mencoba jenis permain itu, sebaiknya mendengar imbauan untuk selalu menghadap ke depan dan cegah akselerasi penuh roller coaster mengenai telinga.

Tim dokter dari Detroit AS mencatat, kecepatan yang terlalu tinggi pada permaianan roller coaster ternyata dapat memicu trauma pada gendang telinga dan efek yang paling buruk adalah kehilangan pendengaran sesaat.

Menurut dugaan, efek negatif itu disebabkan adanya tekanan yang begitu besar antara lingkungan dengan telinga. Akibatnya, telinga mengalami masalah seperti dengung, pusing dan kehilangan pendengaran sesaat.

Dr. Katleen Yaremchuk dari Henry Ford Hospital, Detroit mengatakan tekanan udara yang diciptakan kecepatan haruslah diperhatikan. Pasalnya, kasus Barotrauma, trauma yang juga sering terjadi pada penyelaman dengan scuba maupun transportasi udara nampaknya bakal menimpa pengunjung anjungan roller coaster.

"Berdasarkan temuan, kami merekomendasikan kepada pengunjung untuk menghindari telinga dari tekanan yang disebabkan kecepatan," ujarnya seperti dikutip dailymail, baru-baru ini.

Menurut Yaremchuk, untuk menetralisir kemungkinan adanya benturan langsung sebaiknya penggunjung mengunyah permen karet.

Sebelumnya, tim dokter dari Henry Ford menemukan kasus pada pria berusia 24 tahun yang diduga mengalami masalah dengan pendengaran selama 36 jam pasca-menaiki rollercoaster.

Selama roalercoaster berjalan, ia mengaku berbicara dengan pacarnya, yang duduk di sebelahnya, saat roller coaster yang dinaikinya mencapai kecepatan maksimal yakni 120 mil/jam dalam waktu 4 detik. Meski tim dokter tidak menemukan kerusakan pada gendang telinga, pria itu harus menjalani perawatan hingga tiga hari untuk menyembuhkan barotrauma yang dialaminya.

Kendati terhitung langka, tim dokter tidak melarang pengunjung untuk menaiki anjungan rollercoaster. Mereka menyarankan agar pengunjung memperhatikan imbauan dan tidak memaksakan diri untuk menaiki anjungan bila kondisi fisik tidak memungkinkan.

"Sebenarnya kasus semacam ini jarang terjadi. Pria itu kebetulan menoleh pada saat yang sangat tepat untuk mendapat tekanan maksimal pada gendang telinganya," tutup Yamremchuk.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement