REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jika Anda atau anggota keluarga tengah sakit flu atau pilek, sebaiknya bertanya lagi kepada dokter Anda apakah benar-benar perlu mengonsumi obat antibiotik. Pasalnya, sebagian pasien yang mengonsumsi antibiotik kemungkinan mengalami resistensi alias kekebalan hingga satu tahun. Demikian diungkap sebuah studi.
Para peneliti menganalisa 24 penelitian mengenai resistensi antibiotik dan sebagian orang mengalami kekebalan sebagian atau seluruhnya terhadap kemampuan obat tersebut. Studi tersebut mengamati penggunaan antibiotik dalam pengobatan utama, terutama pada saluran pernafasan atau infeksi saluran kencing.
Resistensi antibiotik paling tinggi biasanya terjadi satu bulan setelah konsumsi obat tersebut, namun efeknya bisa berlangsung hingga satu tahun.
Salah satu risiko dari resistensi tersebut adalah infeksi yang tadinya dapat ditangani dengan mudah, namun karena antibiotik yang biasa tidak lagi bisa mengatasinya, maka infeksi menjadi sulit ditangani.
"Para dokter dan pasien mungkin mempertimbangkan lebih jauh hasil studi ini ketika mendiskusikan mengenai keuntungan dan risiko dari memberikan resep dan mengonsumsi antibiotik," ujar Alastair Hay pemimpin studi sekaligus konsultan senior dari University of Bristol, Inggris bersama tim peneliti, dalam kesimpulannya.
Dua komentar dari ahli ekonomi serta spesialis kebijakan kesehatan perlu memberikan obat baru yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik.
Kesimpulan lain dari peneliti memperingatkan "kini masa depan dunia obat-obatan sedang dalam pertaruhan, dari transplantasi organ hingga kemoterapi dan tak akan ada kesempatan kedua".