Rabu 26 May 2010 03:00 WIB

Berjalan Kaki, Langkah Sehat Halau Diabetes dan Sakit Jantung

Rep: cr2/ Red: Ririn Sjafriani
ilustrasi
Foto: corbis
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Apakah Anda termasuk orang yang malas berolahraga? Jika iya, maka berjalan kaki merupakan alternatif pengganti olahraga yang manfaatnya tak kalah efektif. Sebuah studi mengungkap, berjalan kaki membuat metabolisme tubuh berjalan optimal.

Seperti diketahui, metabolisme tubuh yang tidak berjalan normal berkaitan erat dengan sejumlah faktor pemicu resiko penyakit jantung dan diabetes seperti kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, minimnya kadar kolesterol baik.

Peneliti dari Pennington Biomedical Research Center, Peter T. Katzmarzyk menyatakan, keberadaan sejumlah faktor pemicu menjadikan individu kian rentan ketimbang seseorang yang tidak memiliki faktor pemicu.

"Banyak individu yang memiliki kelebihan berat badan mengalami masalah dengan metabolisme tubuhnya, tetapi bagi individu dengan berat normal juga mengalami masalah yang sama," tegasnya seperti dikutip dari Healthday, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, di tahun 2005-2006, Katzmakzyk bersama koleganya mencatat rekaman keseharian 1446 orang dewasa berusia rata-rata 47.5 tahun. Partisipan dengan catatan akselerometer (alat yang mengukur seberapa jauh seseorang berjalan) terbagi menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama, individu yang berjalan kurang dari 5.000 langkah per hari, kedua, individu yang berjalan rata-rata antara 5.000 hingga 9.000 langkah perhari dan ketiga, individu yang berjalan rata-rata lebih dari 10.000 langkah perhari.

Usai mendata setiap partisipan, peneliti lalu melihat beberapa faktor pengiring seperti kelamin dan usia. Dari temuan peneliti diketahui, lebih dari 56 persen yang memiliki jumlah langkah sedikit bermasalah dengan metabolisme tubuhnya. Namun, 13 persen dari individu yang rajin berjalan kaki juga mengalami masalah yang sama. Secara keseluruhan, sepertiga partisipan memiliki masalah dengan metabolisme tubuhnya.

Sementara itu, pada kelompok kedua, peneliti mencatat Lebih dari 40 persen partisipan kelompok kedua memiliki kemungkinan terhindar dari gangguan metabolisme. Sedangkan pada kelompok ketiga, sebanyak 72 persen partisipan kemungkinan terhindar dari gangguan metabolisme tubuh.

Peneliti juga mencatat setiap 1.000 langkah tambahan berdampak pada penurunan 8-13 persen lemak di pinggang, penurunan kolesterol jahat dan meningkatnya kolesterol baik. "Terdapat semacam tren disana (hasil riset). Hasil riset bukanlah sekedar angka ajaib, Sesuatu lebih baik ketimbang tidak sama sekali, dab sesuatu yang lebih tentu jauh lebih baik," tukasnya.

Secara terpisah, Peneliti dari University of Tennessee, David R. Bassett Jr mengatakan studi baru memperlihatkan hasil yang signifikan karena lebih ketat dibandingkan penelitian sebelumnya ketika menggali hubungan antara berjalan kaki dan gangguan metabolisme tubuh.

"Berapapun catatan langkah seseorang itu sangat penting bagi kesehatan mereka. Peneliti mengukur catatan berjalan yang dilakukan, bukan pada seberapa cepat anda berjalan. Namun, berjalan santai baik untuk kesehatan Anda," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement