Selasa 13 Jul 2010 23:27 WIB

Temuan Baru, Interaksi Sosial Kunci Sembuhkan Pasien Kanker

Rep: Agung Sasongko/ Red: Endro Yuwanto
Interaksi sosial/ilustrasi
Foto: dailymail.co.uk
Interaksi sosial/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Dukungan moral keluarga dan lingkungan sangat penting bagi invidu penderita kanker. Pasalnya, hasil riset mencatat, kualitas interaksi sosial sangat membantu seseorang mengatasi kanker.

Sebelumnya, peneliti mengujicobakan tikus yang menderita kanker. Oleh peneliti, tikus tersebut dibiarkan berinteraksi dengan sesamanya. Hasilnya, peneliti mendapati beberapa kasus kanker yang dialami tikus tersebut bisa disembuhkan.

Merujuk pada percobaan tersebut, peneliti menyimpulkan, seseorang yang menderita kanker bisa disembuhkan dengan meningkatkan interaksi sosial mereka pada kerabat dekat. Interaksi yang dimaksud bisa melalui telepon atau surat elektronik. 

Pakar Genetis, Professor Matthew During mengatakan temuan riset memberikan bukti baru bahwa koneksi sosial dan kekuatan mental pasien menjadi kunci penyembuhan.  "Interaksi sosial dengan lingkungan nyatanya mampu menghambat pertumbuhan sel kanker dan pastinya kemungkinan untuk sembuh kian besar," ujarnya seperti dikutip dailymail, Senin (12/7).

Sebagai informasi, tikus merupakan mamalia yang hidup berkelompok. Meski kelompok tersebut hanya berjumlah lima atau lebih, namun, khusus percobaan ini, peneliti menempatkan 15-20 tikus dalam tempat yang sama.

Di tempat tersebut, para tikus diberikan mainan, tempat bersembunyi, dan roda berjalan yang digunakan sebagai tempat bermain. Hasilnya, berat tumor pada tikus rata-rata menyusut 77 persen dengan 43 persen massa tumor yang berkurang. Sementara itu, satu dari 20 kanker pada beberapa kasus hilang setelah 3 pekan menempati rumah baru mereka.

Ihwal hal itu, During menyatakan, terdapat dimensi yang kompleks terkait keberadaan lingkungan sebagai kunci penyembuh. Sayangnya, peningkatan lain seperti pada binatang yang sering beraktivitas fisik tidak terlihat.

Peningkatan hormon leptin

Menurut During, perkembangan perbaikan kondisi pada binatang disebabkan peningkatan hormon leptin. Hormon tersebut secara signifikan berpengaruh terhadap metabolisme. Pada sistem kekebalan juga terbangun berkat keberadaan senyawa protein yang diproduksi otak yang dikenal sebagai BDNF (brain-derived neurotrophic factor).

During mengungkapkan, manipulasi terhadap tikus menyebabkan peningkatan produksi BDNF. Peningkatan produksi itu dipacu melalui olahraga, aktivitas fisik, yang pada akhirnya mengurangi tingkat stres.

"Kebanyakan individu berpikir, stress itu buruk, namun, data menunjukan binatang tidak selamanya senang. Antidepresen tidak akan memberikan anda efek yang sama," ungkapnya.

During menambahkan, tujuan riset tidak hanya meminimalisasi stres, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup, interaksi sosial, dan fisik. "Kami ingin membuktikan kepada Anda untuk tidak terisolasi karena kanker,'' jelasnya.

Dalam waktu yang sangat lama, kata During, peneliti mencoba untuk memperbaiki apa yang mereka tahu seperti operasi, kemoterapi, radioterapi. ''Namun, penyembuhan tradisional bisa dilakukan melalui perbaikan gaya hidup dan otak tidak ditekan dengan hal-hal memberatkan," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement