REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Kendati tidak mengandung alkohol, minuman ringan berpotensi membuat seseorang ketagihan. Walhasil, potensi seseorang terkena obesitas kian besar. Apalagi minuman ringan sejak awal diketahui mengandung gula tinggi.
Anggota British Dietetic Association, Sian Porter, mengungkap, seseorang yang mengkonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi secara otomatis membuat tubuh memiliki cadangan kalori yang tinggi. Celakanya, sukrosa dan glukosa, senyawa gula, cepat diserap tubuh. Akibatnya, tubuh seolah membutuhkan dua zat tadi.
"Gula dalam bentuk sukrosa dan glukosa cepat diserap tubuh. Energi yang terbentuk segera diserap tubuh, yang pada akhirnya masyarakat berpikir tubuh mereka butuh tambahan dua zat tadi,'' ujar Porter seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (13/7).
Sebelumnya, peneliti mengujicobakan pada tikus dengan memberikan sukrosa dan glukosa dalam kadar tinggi. Hasilnya, peneliti mendapati tikus seperti mengalami kecanduan layaknya diberikan kokain, morfin, dan nikotin.
Seorang pakar syaraf, Univerity of Princeton, Bart Hoebel, mengungkapkan, minuman soda atau ringan memiliki kandungan kafein tinggi yakni 34,5 mg. Akibatnya, minuman ringan juga memicu ketagihan dan gejala lain seperti sakit kepala, insomnia, dan perasaan gelisah dalam waktu singkat.
Tak hanya itu, ujar Hoebal, peneliti juga mengungkap bahwa minuman ringan mengandung senyawa fosfor yang mempengaruhi rasa. Sayangnya, kata dia, dengan level yang tinggi, efek negatifnya bakal berpengaruh pada kulit dan otot, dan berbahaya pula bagi hati dan ginjal.
Penurunan kalsium
Sementara itu, Dr Shawkat Razzaque, peneliti yang memimpin investigasi, mengungkapkan kesimbangan kadar fosfor dalam tubuh berpengaruh pada proses penuaan. Jadi, kata dia, jangan pernah mengkonsumsi mineral ringan dalam jumlah berlebih. Sebagai contoh, lanjutnya, mengkonsumsi minuman isotonik dengan kadar fosfor tinggi bakal melepas ikatan kalsium dari tulang.
Secara terpisah peneliti dari Tufts University, Boston, Amerika Serikat mengungkapkan, perempuan yang secara rutin mengkonsumsi minuman ringan tiga atau lebih per hari memiliki risiko penurunan kalsium dalam tulang hingga 4 persen.
Selain itu, temuan peneliti juga mengungkap mengkonsumsi minuman ringan per hari membuat tubuh sulit mengolah kalori. Ketika otak gagal mengubah kalori dari gula dalam bentuk cairan, ungkap peneliti itu, mereka akan mengirimkan sinyal yang mengatakan bahwa mereka lapar.
Selain itu, kata Porter, minuman ringan yang mengandung kadar gula tinggi meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. "Walaupun minuman ini cenderung manis, fosfor dalam minuman tersebut mampu membuat konsumen ketagihan," ungkap Laura Wyness, peneliti dari British Nutrition Foundation.
Wyness menambahkan, selain buruk bagi tubuh, minuman juga buruk bagi kesehatan gigi. Hal itu disebabkan, minuman tersebut' membuat erosi pada gigi.