Kamis 22 Jul 2010 23:17 WIB

Kulit Gelap Belum Tentu Kebal dari Melanoma Lho

Rep: Ina Febriani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA--Waspadai melanoma sejak dini. Anggapan sebagian orang bahwa melanoma menyerang orang berkulit terang (putih), tak sepenuhnya benar. Ternyata, penyakit yang cukup berbahaya itu juga kerap menyerang orang berkulit gelap.

Melanoma ialah kanker kulit yang berasal dari sel-sel penghasil pigmen (melanosit). Beberapa faktor risiko pemicu melanoma adalah riwayat keluarga yang menderita melanoma, rambut merah atau pirang , adanya tahi lalat atipik multipel (tanda lahir) dan terdapat keratosis aktinik pre-kanker atau neoplasma pada kulit, biasanya bewarna kemerahan, yang timbul pada kulit terpapar sinar matahari.

Dr Robert S. Kirsner dari University of Miami Miller School of Medicine mengatakan hanya karena seseorang memiliki pigmen kulit lebih gelap tak membuat kebal terhadap kanker kulit. "Apakah Anda Hispanik atau hitam," imbuhnya kepada Reuters.

Namun, melanoma tetap lebih jarang terjadi di kalangan kulit hitam dan Hispanik ketimbang orang kulit putih. Itu sekaligus menjelaskan mengapa upaya pencegahan melanoma terutama ditargetkan ke mereka berkulit terang..

Dalam penelitian yang dilakukan Robert dan koleganya, pada tahun 2004 menemukan ada sekitar 26 kasus melanoma untuk setiap 100.000 orang per tahun di kalangan kulit putih AS. Angka itu jauh mencolok dibandingkan dengan 4 kasus untuk Hispanik dan kurang dari 1 kasus untuk kulit hitam non-Hispanik.

Ironisnya, pada kasus melanoma menimpa pasien berkulit gelap, sang pasien cenderung meninggal bila telah diserang, demikian ungkap Kirsner merujuk hasil penelitian yang dipublikasikan di Archives of Dermatology.

Untuk menentukan apakah tren kasus melanoma di Florida mungkin berbeda dengan di AS secara keseluruhan, Kirsner dan timnya membandingkan data dari Data Sistem Kanker Florida dan pusat data kanker nasional dari tahun 1992 hingga tahun 2004.

Dari data yang diperoleh, Florida memiliki jumlah penduduk yang beraneka ragam (sekitar seperlima dari Floridians adalah Hispanik dan sekitar 16 persen berkulit hitam) dengan tingkat keterpaparan terhadap radiasi ultraviolet sangat tinggi dibanding wilayah AS lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria Hispanik yang tinggal di Florida berisiko 20 persen lebih tinggi mengembangkan melanoma dibanding Hispanik di AS secara keseluruhan. Dari seluruh kasus kejadian melanoma, penderita dari kaum Hispanik Florida mengalami peningkatan sekitar 3 persen per tahun. Angka itu setara dengan kasus melanoma yang menimpa kulit putih nasional.

Wanita Hispanik di Florida, di sisi lain, sebenarnya 30 persen lebih rendah untuk mengembangkan melanoma daripada wanita Hispanik yang masuk dalam database nasional. Namun, melanoma di kalangan perempuan kulit hitam non-Hispanik di Florida 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan AS secara keseluruhan.

Sedangkan pria kulit hitam di Florida memiliki risiko melanoma setara dengan lelaki kulit hitam di seluruh AS. Malah warga kulit putih Florida sebenarnya memiliki tingkat yang lebih rendah dibandingkan melanoma yang menimpa kulit putih skala nasional.

"Temuan ini mungkin menyarankan sebuah keprihatinan kesehatan masyarakat yang muncul dalam ras / sub etnis yang berada di Florida, lokasi geografis dengan paparan radiasi ultraviolet berat," tulis Kirsner dan rekan-rekannya.

Florida memiliki populasi Hispanik yang sangat beragam, dengan warga keturuna Kuba yang mendominasi. Para peneliti menyarankan harus ada kesadaran yang lebih baik antara pasien non-kulit putih, juga dokter mereka, bahwa kulit gelap tidak memberi kekebalan terhadap melanoma.

Menurut Robert, orang-orang dari semua warna harus mewaspadai pertumbuhan kulit yang memenuhi salah satu kriteria ini, asimetris, tidak teratur, melukai atau memiliki lekuk batas dan berubah warna dengan seukuran pensil penghapus atau lebih besar, atau pertumbuhan yang berkembang, atau berubah.

"Jika Anda memiliki satu itu tidak berarti Anda memiliki melanoma. Tapi paling tidak pemeriksaan perlu dilakukan agar anda dapat memastikan bahwa tidak ada yang terjadi," kata Kirsner.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement