Selasa 27 Jul 2010 02:49 WIB

Jogging Selalu Bermanfaat? Belum Tentu, Baca Dulu 6 Fakta Ini

Rep: Agung Sasongko/ Red: Endro Yuwanto
Jogging/ilustrasi
Jogging/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Selama beberapa dekade, jogging (berlari pagi) telah menjelma menjadi olahraga hemat biaya dengan manfaat yang cukup signifikan, seperti meningkatkan kebugaran dan kesehatan jantung. Bahkan jogging juga diyakini mampu meningkatkan kualitas metabolisme tubuh dan menurunkan berat badan. Namun, apakah manfaatnya seindah secarik puisi kertas Shakespeare?

Greg Brookes, pakar kebugaran punya enam fakta tentang jogging. Pertama, ketika  dilakukan, seseorang memiliki harapan besar bahwa jogging bisa menurunkan berat badan. Nyatanya, kata dia, hal itu tidak berhasil. Bahkan, Brookes menyatakan jogging menurunkan ukuran jantung seseorang.

"Otot kecil menggunakan energi yang sedikit namun efisien. Jika jantung adalah otot dan Anda memaksanya bekerja dalam waktu yang lama, maka secara alami jantung akan menyusut untuk menggunakan sedikit energi untuk menjadi efisien. Jika Anda menginginkan ukuran jantung meningkat, maka Anda harus melatih kekuatan jantung Anda bukan berlatih memperbesar ukurannya, " ungkapnya seperti dikutip dari dailymail, Senin (26/7).

Fakta kedua, jogging menyebabkan cedera yang disebabkan pergerakan yang berulang-ulang pada otot lutut atau engkel. Menurut Brookes, jika seseorang semakin banyak lari, maka tubuh akan mempersiapkan untuk lari berikutnya. Saat itu, seseorang benar-benar menahan banyak lemak. "Ketika Anda berlari selama 2,5 jam, berat tubuh Anda ditopang sendi. Jika sendi secara terus menerus menahan beban, sendi Anda akan aus. Akibatnya, Anda menjadi rentan cedera," paparnya.

Fakta ketiga, sebagian besar individu percaya jogging membantu metabolisme berjalan baik. Sayangnya, keyakinan itu dinilai Brookes salah kaprah. Menurut dia, jogging membuat energi yang dikeluarkan tubuh kian besar. Lantaran kekurangan energi, tubuh mengambilnya dari jaringan otot.

'Jika Anda benar-benar serius menginginkan otot Anda rusak dan ingin pula menurunkan metabolisme tubuh, sebaiknya Anda teruslah berjogging," kata Brookes.

Fakta keempat, keyakinan jogging membuat tubuh makin aduhai dan langsing merupakan mimpi belaka. Pasalnya, Brookes mengungkap jogging justru membuat seseorang gemuk. "Lemak merupakan bagian dari tubuh yang merupakan sumber energi. Semakin banyak Anda lari, tubuh akan mempersiapkan diri untuk lari berikutnya. Anda akan menahan lemak lebih banyak," ungkapnya.

Alasan lain, kata Brooke, seseorang tidak akan ramping karena tubuh merupakan mesin yang mengagumkan. Tubuh, lanjutnya, akan mengadaptasikan apapun. Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu berlari, manfaat yang diperoleh adalah minimnya energi yang digunakan. 'Dan semakin sedikit kalori yang anda bakar," jelasnya.

Fakte kelima, jogging menyebabkan seseorang mengalami selulit. Brooke mengungkapkan, berlari atau jogging membuat sistem limfatik berjalan tidak normal. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Akibat minimnya kelancaran sirkulasi getah bening menyebabkan munculnya selulit.

Fakta itu didukung oleh Marco Mastrorocco, Kepala pelatih dan Manager Gym Epic Kickboxing di London Barat. Mastrorocco menyatakan, jogging merupakan olahraga yang mengembangkan selulit pada tubuh.  Kata dia, selulit merupakan bentuk kelainan fungsi dari sirkulasi getah bening yang mempengaruhi kulit. "Jika jogging terus dilakukan, maka radikal bebas akan merusak sel, " ungkapnya.

Pendapat senada juga disampaikan Carole Caplin dari health club Lifesmart. Ia menilai kebanyakan kasus selulit disebabkan karena pekerjaan. Sayangnya, masyarakat salah memahami tentang selulit. "Olahraga memang baik untuk meredakan stres pada tubuh, namun, olahraga seperti joging merupakan penyebab selulit, sirkulasi limfatik yang keliru menyebabkan stres semakin bertambah," cetusnya.

Fakta keenam, Jogging tidaklah menghilangkan risiko seseorang terkena serangan jantung. Brooke mengungkap Jogging hanyalah mengurangi kalori, menguatkan jantung, dan metabolisme bila dilakukan selama 10 menit. Sayangnya, kata dia, banyak individu yang melakukan jogging secara berlebihan. Akibatnya, bukan manfaat yang didapat melainkan risiko gangguan kesehatan yang muncul.

Brookes percaya, jogging yang dilakukan secara berlebihan mengakibakan adanya metabolisme yang kebablasan. Maksudnya, ketika jogging normal, akan mengurangi kalori yang dibutuhkan. Sebaliknya, saat jogging dilakukan berlebihan, kalori yang dibakar melebih dari batas yang diperlukan. "Itulah yang berbahaya," ingat dia.

Karena itu Brookse menyarankan agar setiap orang melakukan hal yang sewajarnya dengan pola olahraga yang terukur dan terstrukur. Misalnya, dalam satu waktu olahraga, hanya dibutuhkan 5 menit untuk pemanasan, lari cepat 30 detik, dan jogging 90 detik. "Ulangi pola ini tiga hingga 8 kali. Dengan pola tersebut, sama saja Anda bersepeda atau jogging di gym," pungkasnya.

sumber : dailymail
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement