REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Meskipun akupuntur dipromosikan sebagai cara untuk merangsang persalinan bagi perempuan yang telah melewati tanggal usia persalinannya, namun peneliti Denmark meragukan kegunaannya. Para peneliti dari Universitas Rumah Sakit Aarhus menemukan dari 125 perempuan hamil yang melewati tanggal lahir, mereka terpilih secara acak untuk mengikuti dua sesi akupuntur dan tidak menyebabkan mereka bersalin dalam 24 jam berikutnya.
Dari semua perempuan tersebut, 12 persen bersalin, dan 14 persen lainnya yang secara acak mengikuti akupuntur versi tiruan dan tidak ada perbedaan hasil seperti pelebaran serviks atau lamanya proses melahirkan. "Hasilnya sangat jelas," kata peneliti Dr. Niels Uldbjerg, seorang profesor obstetrik dan genekologi. "Akupuntur yang gunakan seperti dalam penelitian ini tidak mempercepat persalinan pada perempuan hamil tahap akhir," jelasnya.
Tetapi Uldbjerg beserta sejumlah koleganya mengakui bila melakukan akupuntur yang lebih intensif kemungkinan bisa memiliki hasil yang berbeda dan mencatat banyak dari pelaku akupuntur mengatakan bahwa terapi dilakukan secara individual, berbeda menurut masing-masing orang. Tetapi penemuan tersebut, dilaporkan dalam jurnal obstetrik, BJOG, menambah bukti bahwa akupuntur mungkin bukan cara efektif untuk menyebabkan persalinan pada kehamilan pasca-tahap akhir -- perempuan yang hamil melebihi 41 minggu.
Sekitar lima hingga 10 persen dari perempuan hamil pasca-tahap akhir, penundaan bisa menyebabkan risiko komplikasi saat persalinan. Karena itu, dokter secara rutin merangsang persalinan bila kehamilan bertahan melebihi 41 minggu.
Dalam rangsangan persalinan standar, seorang dokter menggunakan alat untuk memecahkan kantung amiotik atau merenggangkan serviks, atau memberikan prostaglandins atau oksitosin sintetis -- hormon yang secara normal memicu persalinan. Akupuntur telah dipromosikan sebagai alternatif. Dalam teori, mungkin bisa bekerja dengan menstimulasi sistem saraf, yang menyebabkan uterus untuk berkontraksi.
Prof. Uldbjerg mengatakan ada kebutuhan untuk alternatif dalam merangsang persalinan.
Banyak perempuan memilih untuk menghindari obat-obatan selama kehamilan dan persalinan, dan semua bentuk standar induksi persalinan meningkatkan peluang yang berakhir dengan melakukan operasi sesar atau persalinan yang dibantu oleh alat medis, kata Uldbjerg. Meski begitu, beberapa percobaan klinis dalam beberapa tahun terakhir tidak menemukan kelebihan dari akupuntur untuk merangsang persalinan. Penemuan ini menguatkan bukti tersebut.
"Penelitian ini jelas mendemonstrasikan bahwa akupuntur bukan merupakan alternatif dari metode standar merangsang persalinan, kata Uldbjerg kepada wartawan. Akupuntur telah digunakan lebih dari 2.000 tahun dalam pengobatan China untuk merawat berbagai macam penyakit. Dalam pengobatan tradisional, titik akupuntur tertentu di kulit berhubungan ke jalur internal yang menyalurkan energi, atau Qi (Chi), dan menstimulasi titik-titik tersebut dengan jarum untuk memperlancar aliran Qi yang sehat.