REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sungguh beruntung mereka yang punya banyak teman. Memiliki hubungan sosial sehat bisa jada sama pentingnya dengan sikat tidak merokok bila ingin berumur panjang, demikian ungkap sebuah studi terbaru. Hasil penelitian menyebut orang-orng dengan hubungan sosial mencukupi memiliki kecenderungan bertahan hidup lebih tinggi 50 persen ketimbang mereka yang miskin atau tak cukup pertemanan.
Itu artinya, memiliki hubungan pertemanan sehat bisa dibandingkan dengan penghentian kebiasaan buruk lain yang merusak kesehatan. Bahkan faktor sosial seseorang, menurut studi, dianggap lebih kuat ketimbang menghindari kebiasaan memicu obesitas atau aktivitas fisik demi kebugaran.
Periset memeriksa 148 studi berbeda yang meneliti koneksi antara umur panjang dan hubungan sosial. Tanpa memasukkan faktor umur, gender, status kesehatan awal responden, penyebab kematian dan periode lanjutan dari studi per individu, kesimpulan baru menemuka bahwa mereka mereka yang membangun hubungan pertemanan kuat dapat meningkatkan potensi umur panjang.
Prinsip hubungan sosial membantu ketahanan hidup bahkan dijumpai pula pada bayi, demikian hasil penelitian menekankan. Pada pertengahan abad ke-20, para bayi di panti asuhan yang diobservasi mengalami kematian tinggi. Angka itu diprediksi akibat miskiny sentuhan manusia. Rata-rata kematian di panti asuhan kemudian menurun cukup mencolok dengan perubahn dalam praktek pengasuhan dan kebijakan mempromosikan interaksi sosial.
Salah satu teori yang mendasari kesimpulan ini, menurut peneliti, hubungan sosial bisa jadi berfungsi sebagai penyangga efek tekanan yang dihadapi seseorang dalam hal kesehatan, transisi dan perubahan dalam hidup. Hubungan pertemanan sehat juga membantu mempromosikan perilaku hidup sehat, dalam mendorong satu sama lain untuk melakukan kebiasaan sehat atau bahkan menjadi contoh baik secara langsung.
"Sebagai tambahan, menjadi bagian dari jejaring sosial membuat seseorang memiliki perang berarti. Kondisi itu memberi percaya diri dan keyakinan terhadap tujuan hidup," demikian tulis peneliti.
Hasil riset yang dilakuan dua pakar, Nicholas Christakis dan James Fowler, juga mengungkap atribut posititif juga akan menyebar ke jejaring sosial, seperti halnya perilaku negatif macam begadang, merokok, minum dan mengonsumsi junk food.
Namun, dua peneliti itu juga menemukan bahwa orang-orang yang menjauhi teman-temannya, bila bertambah berat badan akan cenderung mengembangkan obesitas. Studi tentang hubungan sosial dan kematian ini telah dipublikasikan di jurnal PLos Medicine, pekan ini.