Kamis 05 Aug 2010 23:17 WIB

Waspadai Fruktosa, Tipe Gula yang Memicu Kanker Pankreas

Rep: Ina Febriani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Periksa daftar bahan dalam makanan olahan. Fruktosa tinggi sebaiknya dikurangi, jika perlu dihindari sebisa mungkin.
Periksa daftar bahan dalam makanan olahan. Fruktosa tinggi sebaiknya dikurangi, jika perlu dihindari sebisa mungkin.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Berhati-hatilah mengonsumsi makanan yang manis, jika perlu mulailah mengurangi. Pasalnya, peneliti di Amerika Serikat dalam sebuah studi yang menantang pernyataan bahwa semua gula adalah sama, menemukan bahwa anggapan bahwa fruktosa dan glukosa adalah jenis kandungan yang sama ternyata sangat keliru.

Tak hanya itu, fruktosa, dapat memicu penyakit jantung dan kanker pankreas, salah satu kanker yang mematikan. Bahkan sel tumor pankreas yang disebabkan oleh fruktosa dapat berkembang biak dalam jangka panjang.

Fruktosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa. Fruktosa sering ditemukan dalam buah-buahan, madu dan gula. Ia juga disebut sebagai levulosa dan masuk dalam kategori pentahidroksiketon. Namun yang mengejutkan, ternyata fruktosa meningkatkan faktor risiko penyakit jantung dan berat badan.

Pemanis yang kita sebut gula sebenarnya adalah gula ganda. Setengahnya gula yang disebut glukosa, bahan dasar energi tubuh. Setengahnya lagi gula yang disebut fruktosa. Para peneliti mencurigai fruktosa berdampak jelek, tapi bukti sampai sejauh ini masih relatif minim dan ternyata studi mengungkap efek fruktosa lebih buruk dibandingkan glukosa.

Tim peneliti di University of California, Los Angeles menguji tumor sel yang diberi glukosa dan fruktosa baik menggunakan dua gula dalam dua cara yang berbeda. Mereka mengatakan, temuan mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Research, dapat membantu menjelaskan penelitian lain yang mengaitkan asupan fruktosa dengan kanker pankreas, salah satu jenis kanker mematikan.

"Temuan ini menunjukkan bahwa sel-sel kanker dapat dengan mudah meningkatkan metabolisme fruktosa proliferasi," ungkap Dr Anthony Heaney dari UCLA's Jonsson Cancer Center. "Penemuan ini memiliki makna besar bagi pasien dan menunjukkan perlu upaya mengurangi asupan fruktosa halus untuk mengganggu pertumbuhan kanker." lanjutnya.

Negara Amerika dikenal mengonsumsi fruktosa dalam jumlah besar. Terutama di sirup jagung fruktosa tinggi, campuran fruktosa dan glukosa yang digunakan dalam minuman ringan, roti dan berbagai makanan lain.

Hingga kini, politisi, pemegang kebijakan, ahli kesehatan dan industri masih memperdebatkan apakah sirup jagung fruktosa tinggi dan bahan lainnya telah membantu membuat orang-orang Amerika gemuk dan kurang sehat. Menurut American Heart Asociation, terlalu banyak gula dalam bentuk apapun merupakan penyebab utama pada diabetes, penyakit jantung dan stroke.

Beberapa negara bagian, termasuk New York dan California, telah memperlakukan timbangan pajak atas minuman ringan manis untuk membiayai ongkos pengobatan obesitas dan penyakit yang terkait seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker. Asosiasi Minuman Amerika, yang beranggotakan para Coca-Cola (KO.N) dan Kraft Foods (KFT.N) menentang kuat dan berhasil menggagalkan upaya pemberian pajak atas soda. Pakar Industri selama ini pun juga ngotot berpendapat bahwa gula adalah gula, tidak ada beda.

Sedangkan dari penelitian, sekali lagi Haney menegaskan bahwa fruktosa dan glukosa adalah kandungan gula yang berbeda. "Fakta pentingnya, metabolisme fruktosa dan glukosa sangat berbeda," ungkap Heaney.

"Saya pikir makalah ini memiliki banyak implikasi pada kesehatan masyarakat,"kata Heaney dalam sebuah pernyataan. Kini, tim Heaney berupaya mengembangkan sebuah obat yang dapat menghentikan sel-sel tumor dari yang disebabkan penggunaan fruktosa.

Ia juga berharap tingkat federal akan ada upaya untuk mengurangi jumlah sirup jagung fruktosa tinggi dalam makanan masyarakat sehari-hari. Menurut American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi sirup jagung fruktosa pada masyarakat Amerika Serikat naik hingga 1.000 persen antara tahun 1970 dan 1990.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement