Kamis 12 Aug 2010 23:43 WIB

Sulit Tidur Nyenyak? Relaksasikan Pikiran

Rep: Mg1/bbc/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Betapa nikmatnya bisa tidur lelap ketika anda kelelahan. Namun, bagaimana sebaliknya jika yang didapat adalah nyeri kepala seusai bangun tidur lantaran tidur terganggu dan sama sekali tak bisa nyenyak? Anda tak perlu cemas. Kini beberapa peneliti AS menemukan mengapa beberapa orang bisa tidur nyenyak meskipun berada di kebisingan dengan suara-suara yang berbunyi..

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, menemukan bahwa sebuah proses di otak memainkan peran kunci dalam menghalangi suara selama tidur. Mereka mengatakan, hal ini berlaku dan tampaknya lebih efektif untuk individu-individu tertentu. Mengapa hanya individu tertentu? Sebab, menurut tim peneliti dari Harvard untuk meningkatkan efek ini perlu menggunakan terapi, obat atau perangkat elektronik.

Untuk membuktikan kebenaran pernyataannya tersebut, peneliti AS mempelajari 12 relawan sehat di sebuah klinik tidur selama tiga malam. Malam pertama adalah tenang tapi pada malam kedua dan ketiga, relawan dihadapkan dengan suara dering telepon, jalan dan suara-suara lalu lintas udara dan peralatan rumah sakit. Mereka dimonitor setiap malam menggunakan electroencephalograph (EEG), yang merekam aktivitas listrik otak.

Tim yang dipimpin oleh Dr Jeffrey Ellenbogen dari Harvard Medical School, Boston, mendeteksi pola yang dikenal sebagai spindle (bergulung seperti benang pintal) tidur yang dianggap menghalangi efek informasi sensorik suara melewati otak. Individu yang memiliki pola spindle tidur tingkat tertinggi pada malam yang sepi tidak merasa dibangunkan oleh suara-suara pada malam kedua dan ketiga. Malah beberapa partisipan dalam studi bahkan tidak menyadari tidur mereka telah terganggu.

"Dalam beberapa tahun terakhir, telah ditemukan bahwa poros tidur dihasilkan oleh thalamus," jelas Dr Ellenbogen. Secara umum bagian thalamus  adalah bagian yang berperan seperti ‘lampu lalu lintas’ dalam otak kita. Thalamus-lah yang mengarahkan proses jalannya stimulus yang diterima.

 Dari thalamus, sebuah stimulus dapat diarahkan ke dua alternatif : pertama ke otak bagian korteks kita, atau kedua, langsung diarahkan menuju ke sistem limbik, dimana terdapat bagian yang disebut amygdala."Dan karena thalamus merupakan gerbang informasi sensori ke otak, maka dibuat hipotesis bahwa spindle adalah penghalang dari blokade suara selama tidur.'' imbuhnya.

Ellenbolgen pun menyatakan bahwa temuan ini menentukan kenyamanan tidur seseorang di masa mendatang. "Penelitian kami menunjukkan temuan ini pada manusia, dan mengambil satu langkah lebih lanjut: satu dapat menggunakan poros tidur sebagai penanda biologis untuk memprediksi apakah seseorang akan mengalami kesulitan dalam lingkungan yang bising atau tidak di masa depan." ucapnya. Para peneliti pun berharap temuan ini pada akhirnya digunakan untuk meningkatkan ritme alami otak  yang melindungi tidur. Ritme ini dapat didongkrak ketika seseorang menenangkan pikiran dan mengendurkan ketegangan otot-otot sebelum tidur.

"Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum menggunakan ini dalam orang, sebagian besar karena kami ingin benar-benar jelas bahwa ini aman dan efektif," kata Dr Ellenbogen. "Tapi semoga tahun depan atau sepuluh tahun ke depan, penelitian ini akan memberikan dasar bagi solusi otak berbasis lingkungan yang bising."

Mengomentari studi ini, Dr Chris Idzikowski, Direktur Edinburgh Sleep Centre di Skotlandia, kata spindle tidur selalu dianggap sebagai ciri dari tidur tetapi fungsi mereka telah jelas.

Professor Jim Horne dari Sleep Research Centre di Loughborough University menambahkan: "Spindle tidur tentu saja membantu untuk memblokir suara luar. Ada interpretasi lain untuk penelitian ini. Orang-orang dengan spindle lebih sedikit mungkin hanya 'tidur ringan' dan lebih mungkin bangun dengan suara, karena itulah orang yang kurang tidur akan memiliki spindle lebih sedikit,"

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement