REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Kecanggihan prosedur pengamanan tabrakan pada sejumlah kendaraan tidak serta-merta mengurangi resiko. Bahkan penumpang yang duduk dibagian belakang pengemudi merupakan pihak yang paling rawan mengalami cedera serius saat terjadi kecelakaan. Demikian laporan singkat hasil studi yang dipublikasikan Neuroscience Australia.
Studi itu juga mengungkap penumpang yang duduk dibagian belakang seharusnya mendapatkan perlindungan yang sama seperti pengemudi. "Kita bisa menyelamatkan banyak jiwa dan mencegah lebih banyak individu yang cedera bila kita memberikan perhatian penuh pengamanan dan keselamatan penumpang yang duduk dibelakang," ujar Professor Lynne Bilston, dari University of New South Wales.
Bilston tengah mengembangkan prosedur keamanan tempat duduk kendaraan bagian belakang seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (2/9). Ia menambahkan pihaknya merasa terpanggil untuk meningkatkan keamanan menyeluruh bagi pengemudi dan pemumpang.
Dia menilai semenjak pertengahan tahun 1990-an pengemudi dan penumpang bagian depan dilindungi secara maksimal dari benturan. Sayangnya, kata dia, pengembangan keamanan tidak menyeluruh hingga bagian belakang.
"Kebanyakan penumpang dibelakang umumnya berada dibagian belakang. Sedangkan anak-anak biasa didepan. Karena itu, orang dewasa jauh lebih beresiko cedera serius ketika duduk di bagian belakang kendaraan," tegasnya.
Sebelumnya, Lynne dan koleganya membandingkan resiko cedera pengemudi dan penumpang bagian depan dengan penumpang yang duduk dibagian belakang. Lynne menggunakan kendaraan produksi tahun 1990, 1996 dan buatan terbaru. Hasilnya, Lynne menemukan kendaraan produksi terbaru menawarkan keamanan lebih baik. Namun, keamanan yang dimaksud hanya diperoleh pengemudi dan penumpang yang duduk didepan.