Ahad 05 Sep 2010 21:37 WIB

Jangan Pernah Menyepelekan Benjolan

Rep: reiny dwinanda/ Red: irf
Pemeriksaan kanker, ilustrasi
Foto: M Syakir/Republika
Pemeriksaan kanker, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tak menentu rasanya. Begitu komentar banyak wanita ketika pertama kali mendapati ada benjolan yang teraba. Entah di ketiak, leher, ataupun payudara. Sebagian wanita ada juga yang memilih untuk membiarkan benjolan itu bersarang di tubuhnya. Mereka menganggap benjolan tersebut tidak mengganggu. "Saya pun demikian," ucap Nita, sebut saja demikian.

Nita tak merasakan gejala apa pun saat sel pertama di salah satu payudaranya berubah menjadi kanker. Dua tahun berikutnya, benjolan mulai teraba. "Saat sedang mandi, saya rasakan ada benjolan di payudara kanan." Temuan itu dibiarkan saja oleh Nita. Apalagi, tak ada rasa nyeri yang membuatnya perlu mengaduh. "Kesibukan pekerjaan juga membuat saya tak pernah fokus terhadap keberadaan benjolan itu," kata perempuan berusia 39 tahun ini.

Nita mulai menganggap serius benjolan tersebut ketika mendapati adanya keganjilan saat becermin. Permukaan payudara kanannya tampak aneh. "Kulitnya terlihat keriput seperti kulit jeruk purut," katanya. Begitu keindahan payudaranya terganggu, Nita cepat ke dokter. Ia ingin memeriksakan diri. "Saya penasaran apa yang membuat kulit jadi seperti itu. Jangan-jangan ada hubungannya dengan benjolan yang saya temukan bertahun silam."

Penjelasan dokter sungguh membuat Nita terhenyak. Ia menyesal melewatkan waktu tanpa ada upaya apa pun untuk mencegah kanker merajalela di tubuhnya. "Saat itu, kankernya sudah stadium IIID," kenang perempuan yang bekerja di bidang konstruksi ini.