REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Patah hati. Sebagian besar yang mengalami patah hati tentu sulit menggambarkan kondisi kala itu. Bahkan muncul ragam perumpamaan semodel lebih baik sakit gigi ketimbang patah hati. Pertanyaannya, apa yang bakal dilakukan seseorang ketika sebuah riset mengatakan patah hati juga menyebabkan jantung berhenti?
Sebuah riset yang digarap bersama dua kampus ternama di Belanda, University of Amsterdam dan University of Leiden dalam laporan singkatnya mengungkap ketika individu patah hati sebuah area di otak memproses perasaan sakit hati anda dengan meresponya dengan menghentikan kerja jantung sesaat. Efek dari jantung berhenti sesaat ini menyebabkan perasaaan gelisah, enggan makan dan insomnia mendadak.
Guna membuktikan kebenaran itu, tim riset kedua kampus itu meminta sekelompok partisipan untuk ambil bagian dalam riset. Mereka diberikan semacam tes. Tes pertama, patisipan diharuskan mengirimkan foto mereka. Mereka diberitahu tentang pentingnya kesan pertama. Oleh peneliti, pada dada setiap partisipan diberikan kabel yang terhubung dengan elektrokardiogram. Selanjutnya, setiap partisipan diberikan foto.
Saat itu, ketika partisipan merasa suka kemudian menyatakan perasaannya pada calon pasangannya detak jantung naik secara teratur. Namun, saat perasaan itu ditolak denyut jantung menurun dan jauh lebih lambat dari sebelumnya. "Penolakan sosial secara harfiah begitu menyedihkan," simpul peneliti seperti yang dilaporkan dalam Journal Psycological Science.