REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bagi kaum wanita, kehamilan merupakan anugerah terbesar yang diberikan Yang Maha Kuasa. Tak heran kabar kehamilan begitu ditunggu banyak calon Ibu di seluruh dunia. Selanjutnya, ketika kabar kehamilan datang banyak nasihat yang diberikan entah dari orang tua, kakak atau sahabat. Nah, nasihat-nasihat inilah yang terkadang banyak dipengaruhi hal yang tidak benar. Karena itu, setiap calon ibu dituntut untuk lebih banyak mencari informasi tentang kehamilan yang akurat. Berikut contoh begitu tipisnya antara mitos dan fakta medis tentang kehamilan seperti dikutip dari Time.com.
1. Alkohol
Bagi umat Islam sudah tentu alkohol sangat dilarang untuk dikonsumsi. Karena hukumnya sudah jelas yakni haram. Badan Kesehatan Dunia PBB, WHO mengungkap alkohol menyebabkan resiko kelainan bayi seperti resiko prematur lebih besar. Data itu juga didukung sejumlah riset yang mengatakan mengkonsumsi segelas alkohol berisiko mengalami sindrom alkohol ketika bayi lahir. Gejala yang tampak antara lain bentuk muka yang tidak sempurna, IQ jongkok, sakit mental, minimnya fungsi saraf, prilaku yang agresif dan masalah lain.
2. Kopi
Boleh tidaknya ibu hamil mengkonsumsi kopi masih terganjal silang pendapat antarpakar medis. Sebagian pakar medis menilai kafein yang terkandung dalam kopi menyebabkan jantung pada bayi berdetak cepat dan penafasan bayi juga terganggu. Sayangnya, tidak ada studi yang mampu membuktikan secara langsung dampak konsumsi kopi terhadap bayi. Pendapat lain yang mengemukan bahwa kafein menyebabkan kemampuan bayi untuk menyerap zat besi menjadi berkurang. Secara teoritis minimnya penyerapan zat besi menyebabkan resiko anemia meninggi. Efek buruk lainnya yakni pusing, kelelahan atau detak jantung yang tidak teratur.
Studi tahun 2008 yang dipublikasikan Journal America of Obstetri and Ginekology menunjukan konsumsi lebih dari 200 mg kafein atau sekitar 10 ons kopi per hari menyebabkan resiko keguguran menjadi dua kali lipat pada rata-rata usia kehamilan 71 hari. Studi restrospektif lain juga mengungkap konsumsi kafein pada bayi laki-laki menyebabkan testis menurun.
3.Mandi Air Panas
Data riset American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) mengungkap mandi air panas menyebabkan suhu tubuh calon ibu meningkat. Suhu tubuh yang meningkat memberikan pengaruh terhadap perkembang janin terutama pada trimester pertama. Ketika seorang ibu demam tinggi lebih dari 102.2 derajat Farenheit mengakibatkan penurunan denyut jantung dan minimnya pasokan oksigen ke janin.
Pakar medis, Sanjay Gupta memaparkan calon ibu sebaiknya menghindari mandi air panas untuk mencegah meningkatnya suhu tubuh. Dia menyarankan kepada setiap calon ibu yang bertempat tinggal di kawasan panas sebaiknya lebih banyak tinggal di rumah yang dilengkapi pendingin udara.
4.Pewarna Rambut
Studi tahun 2005 yang disponsori oleh National Healthy Institute mengungkap adanya hubungan antara penggunaan pewarna rambut calon ibu sebelum dan selama kehamilan dengan peningkatan risiko neuroblastoma, sel kanker yang menyerang sistem syaraf pada masa kanak-kanak. Sayangnya peneliti masih belum memperoleh jawab ihwal hubungan tersebut.
Namun demikian, American Pregnancy Association menyatakan pewarna rambut seharusnya menjadi perhatian. Pasalnya, pewarna itu masuk ke dalam jaringan kulit yang kemudian masuk ke dalam aliran darah. Dikhawatirkan zat pewarna itu diserap janin. Journal of American Family Physician bahkan merekomendasikan calon ibu untuk menghindari penggunaan pewarna rambut.
5.Perjalanan Udara
Dalam kondisi tertentu, calon ibu direkomendasikan untuk menghindari perjalanan via udara. Pasalnya, bila calon ibu terkena tekanan darah tinggi berisiko menyebabkan penggumpalan darah yang selanjutnya berpengaruh terhadap janin. Akan tetapi fakta perjalanan udara menyebabkan keguguran sangat menyesatkan. Pasalnya studi tahun 1999 mengungkap pramugrau yang hamil dan terus bekerja pada trimester pertama memiliki resiko kecil keguguran. Sebaliknya pramugari yang cuti setelah tahu dirinya hamil jauh lebih tinggi beresiko keguguran ketika melakukan perjalanan via udara. Meski begitu, peneliti menduga penyebab keguguran ditentukan faktor lainnya.
Kebanyak dokter menyarankan calon ibu untuk tidak melakukan perjalanan via udara selama 36 minggu. Walau demikian, dokter dengan mempertimbangkan faktor resiko menyarankan agar tidak menggunakan moda transportasi udara