REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Anda kini harus lebih hati-hati dalam memilih vitamin E sebagai suplemen harian karena melakukannya dapat meningkatkan resiko terjangkitnya beberapa jenis serangan stroke, menurut tim ilmuwan internasional pada Jumat. Para peneliti dari Amerika Serikat, Prancis dan Jerman meninjau sebuah studi yang telah ada terhadap vitamin E serta dampaknya terhadap penyakit stroke dan menemukan bahwa mengkonsumsi vitamin tersebut secara rutin dapat meningkatkan resiko terjangkit stroke hemoragik (terjadinya pendarahan di otak) sebesar 22 persen namun mengurangi resiko stroke iskemik sebesar 10 persen.
Stroke iskemik tercatat sebagai kasus yang memiliki persentase sebesar 70 persen dari keseluruhan kasus struk dan hal itu terjadi ketika gumpalan darah mencegah aliran darah yang menuju ke otak. "Penemuan itu menyimpulkan bahwa penggunaan vitamin E mungkin tidak seaman yang selama ini diperkirakan dan sebenarnya berbahaya sehingga dapat menyebabkan peningkatan resiko terjadinya stroke hemoragik," kata Markus Schurks, peneliti dari Rumah Sakit Wanita Brigham, yang memimpin studi tersebut.
Namun para peneliti menekankan bahwa dampak dari risiko sebenarnya relatif kecil, dengan 0,8 atau lebih untuk stroke hemoragik dan kurang dari 2,1 untuk kasus stroke iskemik setiap 1.000 orang yang mengkonsumsi vitamin E.
Hal itu sebanding dengan satu kasus stroke iskemik yang dicegah dari 476 orang yang mengkonsumsi vitamin, kata mereka, dan menambah satu kasus stroke hemoragik untuk setiap 1.250 orang yang menkonsumsinya. "Walaupun resikonya kecil... kami memperingatkan terjadinya penggunaan vitamin E yang meluas dan tidak diawasi," kata Schurcks dalam sebuah pernyataan.
Riset sebelumnya telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi vitamin E memiliki dampak protektif terhadap serangan jantung dan sekitar 13 persen warga AS mengkonsumsi vitamin E sebagai suplemen, kata para ilmuwan dalam studi yang dirilis di Jurnal Kesehatan Inggris.
Stroke adalah masalah kardiovaskular yang paling sering ditemukan setelah serangan jantung dan membunuh sekitar 5,7 juta jiwa setiap tahunnya di seluruh dunia.
Untuk mencapai kesimpulan dalam analisisnya para ilmuwan melakukan sembilan percobaan yang menyelidiki dampak penggunaan vitamin E dan stroke terhadap 118.000 orang, setengah dari mereka mengkonsumsi setidaknya 50 miligram vitamin E setiap hari dan setengahnya mengkonsumsi plasebo dan sejenis pil pelengkap lainnya.
Tidak satu pun dari percobaan yang menyimpulkan bahwa vitamin E meningkatkan risiko terjadinya stroke total namun para peneliti menemukan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok ketika melihat jenis-jenis stroke secara individual.
Analisis tersebut menemukan bahwa 223 orang yang mengkonsumsi vitamin E berisiko terjangkit stroke hemorgik dan 183 dari orang yang mengkonsumsi plasebo juga beresiko terjangkit jenis stroke yang sama, yang berarti bahwa kelompok yang mengkonsumsi vitamin itu lebih besar peluangnya terkena stroke hemorgik sebesar 22 persen.
Sejumlah total 884 orang yang mengkonsumsi vitamin E biresiko terjangkit stroke iskemik dibandingkan dengan 983 orang yang mengkonsumsi plasebo, yang juga berarti bahwa mereka yang mengkonsumsi vitamin beresiko lebih rendah 10 persen untuk terjangkit stroke iskemik. "Walaupun dampak dari vitamin E yang menunjukkan... keduanya relatif kecil, namun stroke hemorgik pada umumnya memiliki sebab yang beragam," kata Tobias Kurth dari Rumah Sakit de la Pitie-Salpetriere Prancis yang juga terlibat dalam penelitian.
"Berdasarkan temuan itu, kami menyarankan untuk mempertimbangkan strategi pencegahan lain guna mengurangi risiko stroke seperti diet seimbang, tidak merokok, aktif secara fisik dan menjaga berat badan dalam ukuran normal." katanya.