Rabu 01 Dec 2010 13:11 WIB

Jangan Cabut Gigi yang Berlubang, Mengapa?

Rep: desy susilawati/ Red: irf
Periksa gigi
Foto: M Syakir/Republika
Periksa gigi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007, ditemukan bahwa gigi berlubang atau karies gigi menyerang atau diderita oleh kurang lebih 72,1 persen penduduk Indonesia. Jumlah ini cukup besar dan mungkin kita merupakan salah satu di antaranya.

Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg Zaura Anggraeni MDS, menambahkan dari kasus tersebut, rata-rata 4,85 persen gigi rusak per orang. Dari rata-rata hampir lima gigi rusak tersebut, hanya satu persen yang berhasil dirawat atau ditambal.

Selebihnya lebih kurang 25 persen masih dalam keadaan berlubang, dan lebih 75 persen gigi yang lubang tersebut dibiarkan atau tidak memperoleh perawatan sehingga membusuk atau harus dicabut karena sudah terlalu parah. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Prof Dr Drg Melanie S Djamil, Mbiomed, menekankan, sebaiknya gigi berlubang tidak dicabut tapi harus ditambal. Ini untuk menjaga struktur gigi.

Jika gigi berlubang dicabut, lanjut Melanie, akan mengubah struktur gigi yang lainnya. Gigi yang berada di sebelah gigi yang dicabut tesebut akan bergeser memenuhi ruang yang kosong setelah pencabutan. "Jika akar gigi masih baik, pertahankan gigi dalam mulut itu lebih baik daripada dicabut," tutur dia.

Kenyataannya tidak sedikit pasien yang ingin giginya secepatnya dicabut karena tak tahan menahan nyeri gigi. Padahal, walaupun lubang pada gigi sudah mencapai akar, jika masih ada jaringan sehat, pasien tidak perlu mencabut giginya. Melanie menambahkan, selain akan merusak struktur gigi, pencabutan gigi juga akan berdampak pada sendi.

Jika gigi yang sudah tanggal itu tidak segera diganti, ruang kosong pada gusi lama kelamaan akan mengganggu keseimbangan pengunyahan. Misalnya kita terpaksa mengunyah pada satu sisi. Ini akan berdampak pada kerusakan sendi rahang.

Jika gigi sudah terlanjur berlubang, Melanie berpesan, datang ke dokter gigi, dan pada bagian berlubang usahakan tidak ada sisa makanan yang tersisa di dalam gigi tersebut. Jika ada yang tersisa, sebaiknya congkel dengan air hangat.

Tips berikutnya, sebelum gigi berlubang semakin lebar lubangnya, sebaiknya jaga kesehatan gigi dan mulut. Caranya, dengan menggosok gigi setiap hari sehabis makan dan sebelum tidur. "Karies terjadi karena rongga mulut tidak bersih. Awalnya rongga mulut yang asam membuat email gigi menjadi tidak kuat menjadi lemah," katanya.

Selain itu, untuk mencegahnya juga bisa dengan menggunakan flouride. Juga hindari makanan yang lengket, manis, dan yang mengandung sukrosa tinggi. Sebaiknya setelah mengonsumsi makanan tersebut segera minum air putih.

Ini penting karena jika gigi kita sudah berlubang dan dibiarkan begitu saja maka akan menjadi faktor risiko/ pemicu bagi infeksi di bagian tubuh lainnya seperti jantung, ginjal, sendi, pemicu kelahiran dini, dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement