REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Minyak ikan, yang selama ini dianggap ampuh membantu penurunan berat badan dalam pola diet, tak sepenuhnya benar. Kapsul suplemen satu ini tidak akan mendongkrak pengurangan bobot jika anda telah melakukan diet dan berolahraga, demikian hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition.
Dalam sebuah grup yang terdiri orang dewasa penderita obesitas dan kelebihan berat badan yan mengikuti program diet dan olahraga, mereka yang mengonsumsi asam lemak omega-3 tidak kehilangan berat badan lebih ketimbang mereka yang diberi kapsul plasebo, demikian penemuan peneliti Laura F. DeFina dari Cooper Institute di Dallas beserta koleganya.
Memang ada bukti dari studi terhadap hewan bahwa asam lemak omega 3 dapat membantu penurunan berat badan, demikian tulis DeFina. Namun studi dalam manusia menunjukkan berbagai macam hasil.
Minyak ikan memiliki potensi manfaat bagi kesehatan, termasuk menurunkan kolesterol, meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi tekanana darah. "Sehingga, program penurunan berat badan yang identik dengan konsumsi asam omega-3 tak jenuh ganda seperti terdengar tepat," tulis peneliti dalam laporan mereka. Namun asumsi tersebut tak selalu terbukti.
Untuk menginvestigasi apakah minyak ikan memang memperkuat hasil pola diet dan latihan seseorang, periset secara acak meminta 128 lelaki dan perempuan obesitas atau kelebihan berat badan dengan pola hidup tak aktif, untuk mengonsumsi lima kapsul minyak ikan--setara dengan tiga gram lemak omega tiga--atau lima kapsul plasebo setiap hari selama 24 pekan.
Partisipan juga diinstruksikan untuk melakukan latihan aerobik per pekan selama 150 menit Mereka juga diminta berlatih kekuatan dan stamina 20 hingga 30 menit setiap latihan pada saban pekan.
Kelompok dengan omega-3 kehilangan bobot hingga 5,2 kilogram. Sementara grup yang mengonsumsi plasebo mengalami penyusutan berat badan 5,8 kilogram. Angka itu tak menunjukkan perbedaan statistik berarti, artinya orang-orang di kedua kelompok kehilangan lebih dari 5 persen bobot tubuh, dan cukup untuk mendapat manfaat kesehatan.
Hanya saja, pada grup pertama terdapat peningkatan kadar omega-3 dalam darah pada level--yang menurut studi terbukti--berdampak pada gangguan jantung.
"Tiap orang memiliki hasil berbeda dan tak setiap orang mendapat manfaat nyata berupa penurunan bobot signifikan dengan konsumsi asam lemak omega3," tulis laporan. "Perlu diperhatikan dengan hasil tersebut, perlindungan terhadap jantung yang menjadi taruhan harus disadari karena konsumsi minyak ikan justru meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam darah."