REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Jika anda suli menikmati waktu senggang dan merasa bingung di saat luang atau ketika sedang tidak bekerja, waspadalah karena kemungkinan anda menderita stres. "Ini salah satu indikator. Tidak menikmati waktu senggang adalah tanda-tanda stres," kata Staf pengajar Bagian Psikiatri FKUI/RSCM Dr Suryo Dharmono, Sp.KJ (K) dalam acara Media Edukasi dengan tema "Kalangan Profesional Rentan Depresi" di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (6/1).
Tanda-tanda stres lain disebut Suryo dapat muncul dalam gejala psikologis seperti perasaan cemas, kuatir, ketakutan, perilaku gelisah, agresif, emosi labil, cepat tersinggung/marah, depresi, frustasi, malas, apatis dan sejenisnya. Sementara secara fisiologis stres menyebabkan berbagai perubahaan faal tubuh seperti gangguan pada sistem hormonal, gangguan pembuluh darah dan jantung, gangguan sistem saraf, imunitas tubuh, pencernaan maupun respirasi.
salah satu jenis stres yang kerap melanda masyarakat terutama pekerja di usia produktif adalah depresi yang banyak disebabkan oleh faktor internal seperti pengalaman buruk masa lalu, kepribadian dan adanya faktor keturunan. "Prevalensi seumur hidup depresi ini sekitar 10 persen. Artinya dalam seumur hidup, seseorang memiliki 10 persen kesempatan untuk menderita depresi," kata Suryo.
Sementara gangguan penyesuaian adalah salah satu jenis depresi yang juga seringkali diderita pekerja usia produktif yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti konflik keluarga, konflik interpersonal, peristiwa kehilangan dan kekecewaan maupun perubahan gaya hidup seketika seperti pindah pekerjaan.
"Jenis stres yang disebabkan faktor eksternal ini umumnya tidak lebih dari enam bulan, biasanya dapat diatasi dalam tiga bulan. Tapi jika lebih dari enam bulan, maka ini bisa berubah jadi depresi yang pengobatannya bisa membutuhkan obat anti depresan," papar Suryo.
Sementara untuk gangguan penyesuaian, penanganan dalam bentuk konsultasi dengan ahli dinilai cukup untuk mengatasi masalahnya, tidak membutuhkan obat anti-depresan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya gejala stres dipaparkan Suryo adalah dengan menerapkan pola hidup teratur yaitu dengan istirahat cukup, makan seimbang serta berolahraga dan rekreasi.
"Menjalankan sikap hidup positif yaitu dengan berpikir rasional dan obyektif, merencanakan kehidupan dan menerima yang tak dapat diubah juga dinilai dapat mengurangi kadar stres seseorang," papar Suryo. Bahkan cara sederhana, meluangkan waktu untuk diri sendiri minimal 30 menit sehari dan mengembangkan kehidupan spiritual, imbuhnya, juga cukup ampuh untuk menghindari stres.