Selasa 02 Aug 2011 16:47 WIB

Berbuka? Yuk! Lapar Mata? Jangan! Bikin Tubuh Malas Beribadah Lho

Menu Berbuka Puasa (Ilustrasi)
Menu Berbuka Puasa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Ramadhan tahun ini jatuh pada musim kemarau, atau musim panas bagi negara lain. Selain tubuh mudah haus dan dehidrasi, suhu panas membuat seseorang cepat merasa lapar. Tak ada yang lebih menyegarkan dari berbuka puasa dengan yang segar-segar, dingin-dingin, kalau perlu semua ingin dicicipi. Benarkah harus begitu?

Sebagian besar masalah kesehatan, menurut pakar gizi Mahat Mohammed, seperti dikutip Onislam, disebabkan oleh diet tak seimbang dan konsekuensi makan berlebihan.

"Saya sendiri berupaya mendengarkan tubuh. Apa yang saya sadari ialah, ketika saya menyantap sedikit makanan saat makan malam dan Sahur, saya menjadi lebih aktif dan ringan ketimbang ketika saya makan banyak. Tapi presepsi saya yang membuat seolah saya harus makan banyak," ujarnya.

Bagi Islam, makan berlebih sangat bertentangan dengan prinsip yang hendak dituju dan spirit dalam Ramadhan, di mana seharusnya Muslim berbagi rasa lapar dengan kaum papa. Tak hanya itu, dalam sudut pandang medis, kebiasaan makan berlebih juga sangat tak dianjurkan karena memberi efek buruk pada mekanisme tubuh yang mempengaruhi tingkat metabolisme.

Menurut ahli gizi, makan berlebih adalah masalah yang kian memperburuk kinerja tubuh seseorang ketika ia berpuasa. Pola makan yang tepat adalah menyantap jumlah makanan secukupnya, lebih kecil namun memuaskan. Cara ini justru akan membuat Muslim yang berpuasa tetap sehat dan aktif selama bulan suci Ramadhan.

"Demi tetap sehat, selama Ramadhan, makanan kelompok utama, yakni karbohidrat, susu, ikan, daging, kacang-kacangan, sayuran dan buah tetap dikonsumsi, namun juga tetap dalam jumlah normal," kata Mahat.

"Harus disadari bahwa kelompok makanan tadi secara berimbang masuk dalam piramida gizi  utama," ujarnya.

Menurut Panduan Ramadhan yang disiapkan oleh sebuah organisasi nirlaba berbasis di Inggris, Communities in Action Enterprises, berpuasa sangat menyehatkan bila seseorang tetap mematuhi pola makan sehat dan bergizi.

"Tapi bila pola makan tak sehat dan berlebih tetap diikuti, justru memperburuk kesehatan. Faktor yang mempengaruhi kesehatan anda bukan puasa, tapi apa yang anda konsumsi di saat jam-jam makan!" demikian bunyi bagian dari panduan tersebut.

Para periset dalam organisasi itu mengatakan untuk memperoleh manfaat maksimal dari berpuasa, seseorang harus mempertimbangkan benar tipe dan jumlah makanan yang menarik hati dan disantap saat bulan suci Ramadhan.

"Makan berlebihan tak hanya merusak tubuh anda, tetapi itu juga akan mempengaruhi pertumbuhan spiritual seseorang. Tubuh yang lamban hanya akan membuat seseorang malas beribadah, padahal ini adalah bulan yang paling diberkati."

Pakar kesehatan mengatakan metabolisme seseorang akan menentukan apakah substansi dalam makanan itu bersifat mengandung gizi atau mengandung racun. Makanan yang disantap saat berbuka, saat makan malam atau Sahur dapat mengarahkan ke bahaya yang tak terduga. Karena itu, menjaga reaksi metabolisme, seorang yang berpuasa perlu memantau makanan apa yang ia  santap saat jam-jam dibolehkan makan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement