REPUBLIKA.CO.ID, Lantaran belum memiliki rumah sendiri, Anda dan keluarga kerap berpindah-pindah rumah. Hati-hati, ternyata kebiasaan ini memicu masalah untuk kesehatan anak. Inilah hasil studi yang dirilis Journal of Epidemiology and Community Health yang mendata sekitar 850 orang selama 20 tahun.
Dari studi itulah diketahui bahwa berpindah-pindah rumah beberapa kali sebelum berusia 18 tahun dapat berpengaruh pada masalah kesehatan, psikologi, bahkan memicu pula kemungkinan konsumsi narkoba. Para ahli mengatakan, orang yang pindah rumah setidaknya satu kali berpengeluang pula mengalami masalah kesehatan. Ini juga berlaku untuk anak-anak yang pindah sekolah. Mereka yang pindah lebih dari tiga kali punya peluang dua kali lipat mengonsumsi narkoba. Bahkan, tiga kali punya potensi untuk bunuh diri ketimbang anak-anak yang terus tinggal dalam rumah yang sama.
Denise Brown, ketua peneliti dari unit kesehatan masyarakat di Glasgow, Skotlandia, mengungkapkan, ''Untuk sebagian orang, berpindah rumah memberikan pengalaman positif yang justru dapat meningkatkan hubungan kekeluargaan. Namun, untuk anggota keluarga, seperti anak-anak, berpindah rumah bisa jadi memicu stres dan berdampak pada kesehatan, sekaligus karakternya.''
Kendati begitu, risiko itu bakal menghilang sekitar usia 36 tahun. Tak ada pula dampak fisik terhadap berat badan, fungsi paru-paru, dan tekanan darah.