Kamis 01 Mar 2012 11:03 WIB

Ngorok, Benarkah Gejala Awal Stroke?

Mendengkur
Foto: topnews.net.nz
Mendengkur

REPUBLIKA.CO.ID, Mendengkur atau ngorok cukup sering dijumpai dan untuk sebagian orang memang merupakan masalah yang tidak mudah diatasi. Suara yang timbul pada waktu mendengkur disebabkan karena vibrasi atau getaran jaringan saluran napas yang dilewati aliran udara. Gangguan aliran nafas dapat terjadi pada hidung yaitu adanya penyempitan pada hidung, mungkin akibat kelainan anatomi atau ada cedera, menimbulkan suara seperti bersiul.

Menurut dokter Zubairi Djoerban, spesialis penyakit dalam dan guru besar FKUI, vibrasi langit-langit di mulut menyebabkan suara mendengkur yang lebih berat. Tetapi keadaan ini ternyata juga dapat disebabkan oleh turbulensi aliran udara yang melewati saluran hidung yang menyempit. Pada waktu tidur, lidah dapat jatuh ke belakang sehingga menyempitkan saluran udara dan aliran udara menjadi terhambat.

Hambatan aliran udara juga dapat disebabkan merokok, alkohol, iritasi akibat aliran balik asam lambung, kegemukan, usia lanjut dan masalah hormonal, yang dapat menyebabkan pembengkakan jaringan lunak di saluran nafas, dan selanjutnya menyebabkan mendengkur. Mendengkur biasanya tidak ditimbulkan oleh penyebab tunggal, tetapi kombinasi beberapa faktor tersebut diatas.

Untuk mengatasi masalah mendengkur, perlu dicari faktor pemicunya. Untuk yang bertubuh gemuk, Zubairi menyarankan agar mulai berdiet dengan mengurangi jumlah kalori yang dimakan sehari-hari dan olahraga setiap hari, misalnya dengan jalan cepat setengah jam. Buah dan sayuran perlu disediakan setiap hari, lebih banyak makan sayur dan buah, lebih baik. Bila tidak dapat menyembuhkan atau mengurangi dengkuran, semua upaya tersebut sudah dibuktikan dapat mengurangi risiko stroke, serangan jantung dan kanker.

Mengorok dapat menimbulkan masalah sosial maupun medis. Mendengkur dapat menyebabkan kelelahan pada waktu bangun tidur sehingga sangat berbahaya jika menyetir mobil atau jika bekerja di tempat yang membutuhkan kewaspadaan tinggi.

Selain itu, lanjut Zubairi, menurut penelitian, diketahui bahwa pasien yang mendengkur mempunyai risiko untuk menderita tekanan darah tinggi dan komplikasinya seperti stroke.

Mendengkur yang disertai dengan henti napas (sleep apnea) ketika tidur dapat berdampak buruk terhadap kesehatan. Sleep apnea didefinisikan sebagai henti nafas -- paling sedikit 10 detik -- yang terjadi sewaktu tidur. Sleep apnea menyebabkan kadar oksigen di darah menurun. Dampak mendengkur yang disertai sleep apnea menyebabkan yang bersangkutan menjadi ngantuk pada siang hari, sakit kepala pada pagi hari, malam sering kencing, dan kadang-kadang dapat menyebabkan impotensi.

Banyak terapi yang kini tersedia untuk mengatasi masalah mendengkur. Namun perlu diingat bahwa mendengkur tidak selalu mudah teratasi karena penyebabnya yang multifaktor. Salah satu pilihan adalah dengan memasang suatu alat pada gigi sehingga dagu menjadi maju ke depan. Tapi alat ini tidak selalu dapat membantu. Alat bantu yang dimasukkan ke hidung dapat sedikit membantu mengatasi masalah sumbatan aliran udara di hidung. Pilihan lain adalah pelumas tenggorokan atau bantal dengan bentuk tertentu sehingga memperbaiki posisi kepala ketika tidur.

Terkadang diperlukan tindakan pembedahan di hidung, langit-langit mulut, lidah dan leher, tergantung lokasi jaringan yang berperan dalam timbulnya dengkuran. Pada hidung misalnya, dengan meluruskan tulang rawan hidung, mengecilkan jaringan pada lapisan dalam hidung, membuang polip hidung bila ada atau menghilangkan pembengkakan jaringan akibat alergi.

Untuk mengatasi henti napas ketika tidur dapat dilakukan dengan memakai alat bantu napas khusus atau jika tidak membantu dapat dilakukan tindakan pembedahan. Henti napas ketika tidur disebabkan karena tertutupnya saluran napas bagian atas. Sering dihubungkan dengan berkurangnya saturasi oksigen dalam darah. Penurunan saturasi ini diakibatkan karena kelelahan atau tidur tak nyenyak. Alat yang dapat membantu adalah CPAP (Continous Positive Airway Pressure) yaitu alat bantu semacam pompa yang mempunyai tekanan tertentu, dipakai sebagai masker di hidung atau wajah. Tekanan positif berfungsi sebagai pompa untuk memberikan oksigen.

Selain alat bantu dan prosedur-prosedur di atas, maka faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya dengkuran juga perlu diatasi. Bila merokok, sebaiknya dihentikan karena dapat menyebabkan jaringan di tenggorokan membengkak serta dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga tenggorokan teriritasi dan membengkak. Berat badan juga perlu diturunkan.

Bila tips diatas sudah dijalankan dan belum berhasil, maka untuk membantu memecahkan masalah mendengkur harap berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, bila mendengkur dan merasa tidak segar sewaktu bangun pagi, gemuk, sering tertidur di siang hari, dan ketindihan (tiba-tiba gelisah, tidak bisa bergerak sewaktu tidur), maka Anda perlu konsultasi ke dokter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement