REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Waktu lama di antariksa mungkin mengakibatkan gangguan mata dan otak seperti gejala yang dapat muncul akibat tekanan darah tinggi di kepala dengan sebab yang tak diketahui.
Itu adalah kondisi serius saat tekanan meningkat di dalam tengkorak kepala, kata satu studi yang disiarkan di jurnal Radiologi, edisi daring (dalam jaringan), Selasa (13/3).
Satu tim peneliti melakukan pencitraan resonansi magnetik (MTI) dan menganalisis data dari 27 astronot, masing-masing dari mereka terpajan pada mikrogavitasi, atau gravitasi nol, selama 180 hari sewaktu menjalani misi ulang-alik antariksa dan, atau, di Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
Delapan dari ke-27 astronot tersebut menjalani pemeriksaan MRI kedua setelah misi antariksa kedua mereka --yang berlangsung rata-rata 39 hari.
"Temuan MRI itu mengungkapkan beragam kombinasi gangguan setelah akumulasi pajanan jangka panjang dan pendek terhadap mikrogravitasi yang juga terlihat pada 'idiopathic intracranial hypertension'," kata profesor di The University of Texas Medical School di Houston, Larry Kramer di dalam satu pernyataan.
Jenis gangguan serupa ditemukan pada beberapa kasus tekanan darah tinggi di kepala, tempat tak ada penyebab yang dapat ditemukan dalam peningkatan tekanan darah di sekitar otak. Tekanan tersebut mengakibatkan pembengkakan persimpangan antara syaraf mata dan bola mata sehingga bisa mengakibatkan gangguan pandangan.
Terhentinya pertumbuhan otot dan hilangnya mineral tulang adalah sebagian dampak yang diketahui mengenai gravitasi nol pada astronot.