Sabtu 14 Apr 2012 20:31 WIB

WHO: Dementia Sering Salah Dipahami

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Chairul Akhmad
Penderita dementia (ilustrasi).
Foto: AP
Penderita dementia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan angka penderita dementia akan melonjak signifikan dalam beberapa dekade mendatang. Sayangnya, kasus dementia masih kerap diremehkan dan salah dipahami oleh kebanyakan orang.

Kepala Divisi Kesehatan Mental WHO, Shekhar Saxena, mengatakan pemahaman keliru yang kerap terjadi adalah bahwa dementia merupakan hal yang tidak dapat dihindari.

Dementia berbeda dengan kepikunan yang lazim terjadi pada orang lanjut usia. "Kebanyakan orang menganggap dementia adalah tanda penuaan yang normal. Padahal itu salah," kata Saxena seperti dilansir AP, Sabtu (14/4).

Ia menjelaskan, lansia wajar mengalami penurunan daya ingat dan kognisi. Namun, dementia merupakan penyakit yang memiliki gejala dan progresi yang lebih cepat. P

Penderita dementia yang tidak ditangani dengan baik akan menjadi terisolasi dan ringkih terhadap lingkungan sekitar. "Terutama jika mereka memiliki masalah pada penglihatan dan pendengaran," jelasnya.

Yang lebih memprihatinkan, lanjut Saxena, 60 persen penderita dementia berasal dari latar belakang keluarga ekonomi menengah ke bawah. Biaya perawatan yang harus ditanggung keluarga penderita dementia mencapai 604 miliar dolar AS per tahun. "Pada tahun 2050, jumlah penderita dementia dari keluarga miskin akan meningkat hingga 70 persen," ujarnya.

Saxena menambahkan, sejauh ini baru delapan negara yang memiliki program penanganan dementia. Negara-negara tersebut antara lain Inggris, Prancis, dan Jepang. Menurut dia, penanganan yang serius oleh negara dalam penanganan dementia ini sudah sangat mendesak.

Negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi fantastis seperti Cina, India, dan Brazil belum memiliki program penanggulangan dementia. Sementara Amerika Serikat baru merancang program di tingkat federal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement