REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional mengatakan alat kontrasepsi jenis pil bagi pria yang terbuat dari tanaman gandarusa telah memasuki babak baru.
"Pil KB pria atau gandarusa telah memasuki penelitian tahap tiga," kata Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Kasmiyati didampingi Kepala Biro Humas BKKBN, Sugilar di Jakarta, Rabu.
Kasmiati menjelaskan, pada saat ini Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tengah meneliti tanaman gandarusa untuk dijadikan alat kontrasepsi jenis pil bagi pria.
"Tumbuhan asal Papua itu diyakini mampu menahan kehamilan karena selama ini telah digunakan oleh masyarakat secara turun temurun," katanya.
Dia juga mengatakan, tanaman yang akan dibuat ekstrak dan sejenis pil tersebut telah memasuki penelitian tahap tiga. Penelitian tersebut untuk mengetahui apakah pil KB pria tersebut aman dikonsumsi oleh masyarakat.
"Jika penelitian sudah sampai tahap final telah ada beberapa perusahaan yang siap memproduksi dalam jumlah besar dan BKKBN sendiri akan berperan mempromosikan kepada masyarakat jika produk tersebut sudah terealisasi," katanya.
Metode penggunaan pil tersebut menurut dia sama dengan pil KB perempuan, yakni diminum secara reguler.
Dia juga mengatakan, sejauh ini penggunaan alat kontrasepsi pria di Indonesia masih sangat rendah karena berdasarkan catatan BKKBN, persentase penggunaan alat kontrasepsi pria baru sekitar 3,5 persen, sebagian di antaranya berupa vasektomi.
Sementara metode vasektomi sering dipersoalkan karena dinilai bertentangan dengan agama.