Rabu 09 May 2012 09:44 WIB

Marah Besar? Ini Dia Kiat Atasi Rasa Marah yang Efektif (4)

Seorang Muslim tengah mendirikan shalat (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang Muslim tengah mendirikan shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Rasa marah adalah manusiawi. Itu adalah rasa yang menjadi bagian dari kehidupan. Akan tetapi, ketika Anda mengalami depresi, rasa marah yang dalam hanya akan memperburuk situasi. Menangani depresi dapat mengurangi rasa marah. Simak trik berikut sehingga Anda tak lagi kalah oleh amarah.

Bersyukur

Rasa syukur dapat membuat kita lebih gembira. Rasa gembira itulah yang akan menjauhkan dari rasa marah. Tentu saja, Anda tak perlu bersyukur terhadap orang yang membuat Anda marah. Namun, Anda dapat bersyukur pada hal-hal lain dalam hidup Anda yang indah ini. Bahkan, rasa syukur juga telah terbukti dapat meningkatkan kesehatan kita.

Coba bicara, tapi jangan seketika

Cobalah buat skala rasa marah Anda dari 1-10 sebelum memutuskan untuk bicara. Jika Anda bicara ketika sangat marah, bisa ditebak Anda akan terlibat dalam perang argumentasi hebat. Para pakar menyarankan agar tak berbicara ketika sangat marah. Tunggu dulu sampai Anda lebih tenang.

Ketika Anda berpikir rasa marah sudah dapat diredam, Anda akan dapat mengungkapkan pikiran tanpa memicu masalah lain. Inilah saat yang tepat untuk memulai diskusi.

Berdoa atau shalat

Ada penelitian yang mengungkap, orang yang mendoakan orang lain --entah itu orang asing atau orang yang membuatnya marah-- punya emosi yang lebih terkendali.
Ini tak ada kaitan dengan agama seseorang atau seberapa religius mereka. Berdoa atau shalat dapat membantu orang mengalihkan dari rasa marah. Biasanya, orang yang berdoa atau menunaikan ibadah bisa menyingkirkan pikiran-pikiran negatif yang biasa muncul.

sumber : health.com
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement