REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pengecekan kesehatan rutin merupakan langkah antisipasi yang paling mungkin dilakukan untuk meminimalisasi berkembangnya sel kanker. Sayangnya, kebiasaan itulah yang justru jarang dilakukan sebagian besar orang Indonesia.
"Orang Indonesia umumnya jarang 'check up'. Mereka biasanya menganggap enteng jika terserang batuk-batuk ringan. Padahal bisa saja itu cikal bakal tumbuhnya sel kanker," kata ahli onkologi paru dan pernapasan dokter Elisna Syaruddin Sp.P(K)
Hal itu senada dengan pernyataan Kepala klinik Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dr. Adityawati Ganggaiswari, M. Biomed bahwa hanya 10 hingga 15 persen pertumbunan sel kanker, terutama untuk kanker paru- paru, dipengaruhi oleh genetik, sementara sebesar 90 hingga 95 persen disebabkan faktor lingkungan dan gaya hidup.
"Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan merokok merupakan faktor pemicu terbesar sel kanker tumbuh," katanya.
Dokter Adityawati menambahkan kanker paru- paru juga tidak mengenal kalangan tertentu. "Selama orang itu merokok atau memiliki gaya hidup yang tidak sehat, potensi terkena kanker pun besar tidak peduli dia dari kalangan mana," kata Adityawati.
Dia berharap masyarakat sadar akan bahayanya merokok sehingga melakukan pengecekan rutin sejak dini untuk mengantisipasi risiko terkena kanker paru-paru.
"Pemerintah juga berperan penting dalam hal ini, percuma saja kita sudah menjalani gaya hidup sehat tetapi lingkungan masih penuh asap rokok,'' katanya.