Senin 11 Jun 2012 10:15 WIB

Diabetes Tipe 2, Ini Dia Pencegahannya

Rep: Nora Azizah/ Red: Hafidz Muftisany
Mengukur kadar gula darah pada penderita diabetes
Mengukur kadar gula darah pada penderita diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian mengatakan, pendekatan perawatan 'dini dan agresif' pada orang-orang penderita diabetes tipe 2 (penderita diabetes dengan kadar gula dalam darah yang naik tidak terekndali- red) harus dilakukan untuk mengurangi kasus penyakit tersebut.

Orang dengan pra-diabetes (kondisi tubuh mulai melakukan perlawanan terhadap insulin- red) memiliki kadar gula darah lebih tinggi daripada mereka yang normal.

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan melalui jurnal kesehatan Lancet menjelaskan, memulihkan kadar gula normal menjadi setengahnya terjadi pada diabetes tipe 2. Temuan ini sangat penting bagi para peneliti.

Tujuh juta jiwa memiliki resiko pra-diabetes di Inggris, dan 79 juta jiwa di Amerika Serikat mempunyai resiko yang sama. Mereka pun beresiko terkena diabetes tipe 2, serangan jantung, dan stroke. Banyak dari penduduk yang sudah terdiagnosis.

Beberapa langkah, seperti penurunan berat badan dan berolahraga teratur dapat membalikan kondisi para pra-diabetes. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Kelompok Pencegahan Diabetes di Amerika Serikat. Mereka mencoba untuk menentukan seberapa efektif pengobatan dalam mencehgah diabetes tipe 2 ini.

Penelitian ini diikuti oleh 1990 orang penderita pra-diabetes. Beberapa diantaranya sedang menjalani pengobatan dengan mengkonsumsi obat, namun sisanya tidak. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama enam tahun, jumlah kadar gula dalam darah mereka menurunkan, meskipun sebentar, turun sekitar 56%, dan hal ini berarti bahwa resiko mereka terserang diabetes tipe 2 menjadi lebih rendah.

Dokter Leigh Perreault dari universitas coloradi, Penulis utama dari jurnal kesehatan Lancet, mengatakan bahwa analisis ini sangat menarik perhatian karena ada pengurangan jangka panjang yang signifikan pada mereka dengan resiko diabetes.

Hal ini dimulai dari mereka yang terkena pra-diabetes, angka glukosanya kembali normal. "Pendekatan perawatan dini dan agresif mendukung pergeseran penurunan glukosa dan menjadi pengobatan pada pesien dengan resiko tertinggi," katanya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement