Rabu 20 Jun 2012 12:04 WIB

Sering Kurang Tidur? Waspadai Penyakit Ini

Rep: Rahmad Budi Harto/ Red: Endah Hapsari
Obesitas bisa dipicu oleh kurangnya jam tidur/ilustrasi
Foto: www.dailymail.co.uk
Obesitas bisa dipicu oleh kurangnya jam tidur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Tubuh manusia mempunyai ritmenya sendiri. Beraktivitas melampaui batas waktu, bahkan sampai begadang, bisa mengacaukan jam biologis kita. Ketika ritme tubuh kacau, siap-siaplah menuai malfungsi tubuh: diabetes dan kegemukan (obesitas). Penelitian yang dilakukan di Brigham and Women’s Hospital (BWH), Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, menemukan kaitan antara kurangnya tidur dan dua kelainan metabolisme tubuh itu.

Waktu tidur yang kurang ataupun pola yang tak beraturan, tak sesuai jam biologis, meningkatkan risiko terkena diabetes dan obesitas. Ini adalah hasil penelitian berdasarkan pengamatan terhadap beberapa responden di dalam laboratorium. Tim menggunakan pendekatan epidemiologis (penyakit). Namun, tak seperti penelitian epidemiologis biasa, penelitian ini memeriksa responden dalam lingkungan laboratorium yang terkontrol selama jangka waktu lama dengan cara mengubah waktu tidur, memberlakukan jam kerja, dan menirukan situasi yang bisa menyebabkan jet lag.

Hasil temuan menunjukkan bahwa pembatasan waktu tidur dalam jangka waktu lama dengan gangguan siklus sirkadian telah menurunkan laju metabolisme tubuh kala beristirahat. Selama periode penelitian ini, kadar gula darah responden diukur. Tim peneliti menemukan rendahnya kadar insulin, hormon yang diproduksi pankreas untuk mengontrol kadar gula darah. Rendahnya sekresi insulin membuat tingginya kadar gula darah responden setelah makan dan juga pada sisa waktu tidak makan.

Ahli saraf BWH Orfeu Buxton mengatakan, orang yang mempunyai kondisi prediabetes atau punya beberapa gejala kondisi diabetes punya risiko besar terkena penyakit ini bila tak bisa mengatur pola tidurnya. Begitu pula karyawan yang sering mendapat giliran kerja malam lebih berisiko terkena diabetes dibandingkan kar ya wan yang bekerja pada siang hari. ‘’Karyawan yang sering bekerja malam sering sulit untuk tidur saat siang hari. Mereka bisa mengalami gangguan siklus sirkadian saat bekerja waktu malam dan kurang tidur saat siang. Buktinya, sudah jelas bahwa tidur yang cukup itu sangat penting untuk kesehatan, dan tidur yang paling baik adalah malam hari,’’ kata Buxton seperti dirilis BWH, pekan lalu.