Kamis 21 Jun 2012 16:58 WIB

Khawatir Alami Osteoporosis? Inilah Cara Deteksinya

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Osteoporosis/ilustrasi
Foto: corbis.com
Osteoporosis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Prof Dr dr Ichramsjah Azim Rachman SpOG (K), salah satu pakar osteoporosis Indonesia, mengungkapkan, untuk mengetahui mengalami osteoporosis atau tidak, kita dapat melakukan pengukuran kepadatan tulang.

Pengukuran massa tulang sebagai diagnosa osteporosis dilakukan dengan menggunakan densitometer dengan satuan Standar Deviasi (SD). Densitometer merupakan tes terbaik untuk menentukan apakah seseorang menderita osteoporosis. Tapi, alat ini tidak mampu menentukan cepatnya proses kehilangan tulang.

Kepadatan tulang normal untuk seorang yang dewasa muda (sekitar 20-30 tahun) antara plus satu dan minus satu. Osteopenia atau pelembutan tulang sebagai salah satu tahapan sebelum osteoporosis, kepadatan tulangnya berada di angka minus satu hingga minus 2,5. Sedangkan osteoporosis dinyatakan bila kepadatan tulang seseorang kurang atau sama dengan minus 2,5.

Bila hasilnya memang positif osteoporosis, penanganan penyakit ini akan diperoleh dengan hasil optimal dengan menggabungkan obat, kalsium, dengan senam. ''Kurang salah satunya penanganan osteoporosis tidak akan mencapai hasil yang memuaskan,'' lanjut Ichramsjah.

Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam senam ini telah diriset oleh Perosi dan terbukti mampu meningkatkan massa tulang apabila dilakukan secara teratur selama beberapa waktu. `'Banyak penderita osteoporosis yang mengikuti senam ini dan mengalami peningkatan massa tulang. Salah satunya mengalami peningkatan massa tulang dari minus 4 hingga mencapai 0 setelah melakukannya beberapa saat,'' ujar Ketua Umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat (Perwatusi) periode 2007-2010, Alwiesma I A Rachman. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement