Ahad 24 Jun 2012 21:24 WIB

Inilah Cara Mengenali dan Mencegah Kanker Prostat

Rep: Nina Ch/ Red: Heri Ruslan
Kanker Prostat
Kanker Prostat

REPUBLIKA.CO.ID,  Sepuluh tahun terakhir, peningkatan prevalensi kanker prostat sangat tajam. "Antara 50 hingga 260 persen peningkatannya," ujar ahli urologi dan onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof dr Rainy Umbas.

Prostat adalah nama kelenjar yang bentuknya dibungkus oleh serabut otot-otot. "Letaknya ada di panggul laki-laki," ujar Rainy.

Fungsi dari prostat ini adalah sebagai fungsi reproduksi bagi laki-laki. Prostat membuat cairan untuk menutrisi sperma. Bentuknya tak terlalu besar, namun fungsinya vital. "Bisa menimbulkan masalah besar walau bentuknya kecil seperti ini," ujarnya pada Republika dalam acara "Kenali dan Waspadai Kanker Prostat" di Jakarta.

Masalah di prostat ini akan timbul jika kelenjar yang bentuknya kecil ini mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali, yang disebut dengan kanker prostat. Sebelum pada tahap kanker, prostat ini juga sering mengalami masalah dan kelainan. Saat usia muda, jika pria sering mengalami stres, prostat sering mengalami radang yang disebut dengan prostatitis.

Prostat juga bisa membesar, namun tak mengalami keganasan. "Ini namanya pembesaran prostat jinak," tuturnya. Permasalahan yang paling gawat adalah ketika prostat ini sudah mengalami tahap kanker. Kanker di sini berarti pertumbuhannya sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

Para ahli belum bisa menyebut dengan pasti penyebab kanker prostat. Yang jelas, menurut Rainy, penyakit ini tidak menular. "Namun, bisa juga karena faktor keturunan, meskipun kecil, hanya sekitar lima persen saja," ujarnya.

Selain itu, banyak pasien yang mengalami kanker prostat ini, datang ke dokter dalam keadaan yang sudah terlambat. "Mereka datang sudah parah, jadi tidak bisa diobati dengan maksimal," tuturnya.

 

Sejak muda

Kanker, menurut ahli urologi, dr Aru Wisaksono Sudoyo, adalah penyebab kematian pertama. Penyakit ini, menurutnya, banyak diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara-negara berkembang, terutama pada orang yang tak menghindari makanan-makanan berbahaya, makanan karsinogenik. Makanan karsinogenik ini, misalnya adalah makanan yang mengandung formalin, pewarna rhodamin, dan juga zat-zat berbahaya lain yang biasa dicampurkan pada makanan.

Kanker sering tidak terdeteksi keberadaannya. Menurut Aru, kanker memerlukan waktu 15 hingga 20 tahun untuk berkembang. Untuk itu agar terhindar dari penyakit ini, harus mulai membiasakan hidup sehat pada saat berumur 20-an tahun. "Tiga puluh persen dari kanker bisa dicegah secara riil karena penyebabnya adalah kesalahan dalam pola makan," ujarnya.

 

Pertumbuhan kanker prostat berjalan lambat. Untuk itu, agar terhindar dari penyakit ini, para kaum adam sebaiknya mewaspadai dan berhati-hati dengan gaya hidupnya. Beberapa hal yang membuat risiko kanker prostat ini semakin besar adalah faktor gaya hidup. Orang yang gemar menyantap makanan berkandungan lemak tinggi, risiko terkena kankernya semakin tinggi.

Tak hanya masalah makanan. Menurut Rainy Umbas, kurang mendapat sinar matahari juga bisa mempertinggi risiko. Paparan logam berat dan zat-zat karsinogenik juga bisa mempertinggi risiko ini. "Yang jelas, biasanya yang kena adalah laki-laki di atas 50 tahun," tuturnya. Riwayat keluarga sebelumnya juga bisa menjadi faktor risiko penyakit ini, namun tidak terlalu tinggi. Beberapa ras tertentu juga bisa menyebabkan risiko penyakit ini semakin tinggi.

Di samping faktor risiko, ada juga beberapa hal yang menjadi faktor penghambat mengganasnya kanker prostat ini. Dengan banyak mengonsumsi teh hijau, antioksidan dari buah-buahan, juga makanan yang banyak mengandung lycopen, seperti tomat, akan menghambat perkembangan kanker ini. "Selain itu juga bisa dengan banyak makan kedelai dan produk-produknya seperti tahu, tempe, susu kedelai," ujarnya.

Dua gejala

Ada dua gejala untuk mengindikasikan kanker prostat ini, yaitu gejala kelainan yang belum parah dan yang sudah parah. Pada tahap yang belum parah, ada beberapa gangguan yang mulai terlihat ketika laki-laki berkemih. Misalnya adalah sering terbangun pada malam hari hanya untuk berkemih. Selain itu, pada siang hari, sering berkemih hingga berkali-kali.

Para penderita juga merasakan pancaran kencingnya mulai melemah. "Kadang-kadang sering ngeder," tutur Rainy. Gejala yang lain, adalah merasakan jika kencingnya ini rasanya tidak habis, tidak tampias.

Untuk gejala yang parah, biasanya ada darah yang keluar ketika sedang berkemih ataupun sedang mengeluarkan sperma. Selain itu, penderita juga biasanya mengalami disfungsi ereksi dan tungkai bawahnya semakin lemah.

Selain itu, penderita juga sering mengalami nyeri pada tulang-tulangnya. Antara lain, tulang belakang, pinggul, dan pangkal paha. Menemukan pengalaman yang sesuai gejala itu sudah mencukupi untuk segera ke dokter.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement