Rabu 01 Aug 2012 06:18 WIB

Obesitas Sebabkan Kematian Ibu di AS

Rep: MG05/ Red: Dewi Mardiani
Ibu hamil
Foto: corbis.com
Ibu hamil

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah laporan kesehatan pada 2010 menyebutkan,  Krisis Kesehatan Ibu di Amerika Serikat, meningkat 25 persen sejak 1998. Kurang mengontrol hipertensi pada kehamilan jadi faktor utama penyebab kematian ibu di seluruh dunia. Tapi ada penyakit lain yang menyebabkan ibu dan bayi tidak selamat, terutama di Amerika Serikat, yaitu obesitas.

"Kondisi nomor satu kesehatan yang mempengaruhi kehamilan adalah obesitas," kata Dr Katharine Wenstrom, profesor kebidanan dan ginekologi, Rumah Sakit Ibu dan Anak di Brown University, Rhode Island, AS. Ia juga menambahkan, obesitas meningkatkan risiko untuk semua komplikasi kehamilan.

Lebih dari separuh semua wanita di AS mengalami kegemukan atau obesitas ketika mereka hamil. Sebagian dari mereka melebihi tingkat kegemukan yang disarankan selama kehamilan. Dokter tahu bahwa sel-sel lemak tidak baik dan dapat menghasilkan peradangan. Bagi ibu hamil, menurut Wenstrom, peradangan bisa mempengaruhi plasenta.

Wanita gemuk cenderung memiliki bayi yang lebih kecil, lebih prematur, mengalami masalah saluran napas, dan kemungkinan komplikasi serius selama operasi cesar. "Kemungkinan kematian akan lebih tinggi dan itu risiko yang nyata," katanya.

"Kebanyakan wanita baik-baik saja," kata Dr Maurice Druzin, kepala kebidanan dan ginekologi di Rumah Sakit Lucile Packard Children di Stanford University, seperti dilansir ABC-News. Tapi, lanjutnya, perubahan sosial, seperti menunda kehamilan mempengaruhi kondisi sang ibu.

Dia juga menyebutkan, dengan teknologi saat ini, memungkinkan bagi wanita dengan usia lanjut untuk hamil. "Hanya, wanita yang lebih tua cenderung memiliki penyakit medis yang lebih kronis, seperti hipertensi, dan berisiko terkena diabetes dan preeklampsia."

Westrom Menambahkan, dari 1,7 juta wanita AS yang hamil, sepertiganya memiliki komplikasi medis. Kebanyakan dari mereka di antaranya dari populasi minoritas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement