REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infertilitas sering menjadi kendala bagi pasangan yang telah berkeluarga untuk memiliki anak. Di Indonesia tercatat sekitar 4 juta pasangan suami-istri (pasutri) di Indonesia mengalami masalah kesuburan.
Menurut dokter Ivan Sini, Sp OG, bahwa gangguan kesuburan sering menjadi problem karena berkaitan dengan sosial.
"Orang yang tidak memiliki keturunan sering menarik diri dari lingkungan karena merasa inferior,’’ kata Ivan dalam jumpa pers di Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (31/10).
Ivan menjelaskan bahwa penyebab infertilitas cukup beragam. Ada beberapa penyebab infertilitas baik dari pihak wanita atau laki-laki.
''Pihak wanita karena kista, saluran telur tersumbat, infeksi radang panggul. Sementara dari pihak pria karena jumlah dan kualitas sel sperma rendah, azospermia atau tidak punya sel sperma. Tak hanya itu, gaya hidup serta polusi juga bisa menyebabkan adanya infertilitas,’’ lanjut dia.
Ivan menambahkan sebenarnya demografi infertilitas di seluruh dunia juga hampir sama. "Di Indonesia, dari populasi reproduksi yang mencapai 40 juta, ada sekitar empat juta yang infertilitas," kata dia.
Namun, menurut Ivan berbagai masalah infertilitas kini lebih mudah diatasi. Salah satunya melalui program bayi tabung. Teknologi bayi tabung di Indonesia kini sudah semakin canggih dan tidak kalah dengan luar negeri.
"Menurut standar internasional, angka kehamilan program bayi tabung berkisar 35-36 persen. Namun di klinik Morula IVF Indonesia, angkanya bisa mendekati 40 persen. Bahkan dengan teknologi pembekuan embrio, tingkat keberhasilannya mencapai 46 persen," tambah dia.