REPUBLIKA.CO.ID, Tim peneliti dari School of Medicine, Dentistry and Biomedical Sciences, Queen’s University Belfast meneliti 239 pasangan yang divonis mandul dengan sebab yang tak bisa dijelaskan (kemandulan idiopatik). Hasilnya, ditemukan sebanyak 80 persen dari jumlah pasangan mandul ini terjadi akibat kerusakan DNA sperma yang cukup memprihatinkan.
“Hingga saat ini sepertiga pasangan tidak menemukan penyebab kemandulan secara pasti. Padahal mereka terlanjur menginvestasikan banyak waktu dan uang untuk mengatasinya, tapi banyak yang gagal,” ujar Profesor Sheena Lewis, selaku ketua penelitian, seperti dilansir Daily Mail.
Studi ini pun menemukan terobosan baru untuk mengatasi masalah kemandulan pada pria ini. Tes bernama SpermComet yang dikembangkan oleh Prof. Lewis bekerja dengan cara mengukur kualitas DNA sperma pria. Mengingat kualitas DNA sperma menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kesuburan pria. Sperma dengan DNA yang rusak memiliki peluang berhasil yang sangat kecil dalam proses pembuahan. Bahkan, jika berhasil sekali pun dapat meningkatkan risiko keguguran.