Selasa 20 Nov 2012 14:34 WIB

Kebanyakan Duduk? Inilah Penyakit yang Mengancam Anda

Rep: rahmad budi harto/ Red: Endah Hapsari
Duduk diam malas bergerak
Foto: redorbit.com
Duduk diam malas bergerak

REPUBLIKA.CO.ID, Para perempuan karier harus lebih banyak me lakukan aktivitas fisik di kantor. Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Leicester, Inggris, baru-baru ini mengungkapkan bahwa perempuan yang terlalu lama duduk setiap hari lebih rentan terkena diabetes melitus tipe 2 atau diabetes yang tak terkait dengan rendahnya kadar insulin dalam darah. Hormon insulin dihasilkan pankreas untuk mengurai glukosa dalam darah untuk diubah menjadi glikogen (bahan bakar tubuh) dalam hati dan otot. 

Para peneliti dari Departemen Ilmu Kesehatan dan Kardiovaskular Universitas Leicester mengungkapkan bahwa perempuan yang dalam melakukan aktvitasnya jarang ber ge rak atau berpindah, hanya duduk terus-menerus sepanjang hari, menjadi rawan terhadap risiko penurunan metabolisme yang berperan sebagai prekursor untuk berkembangnya diabetes tipe 2 dibanding kan orang yang lebih sedikit duduk. Namun, fenomena ini tak ditemukan pada laki-laki. 

Tim itu meneliti lebih dari 500 laki-laki dan perempuan berumur 40 tahun atau lebih dengan mem ban dingkan data berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk du duk, selama jangka waktu se pekan. Tim melakukan tes darah pada masing-masing responden untuk mengukur kandungan bahan kimia tertentu pada darah yang mempunyai kaitan dengan diabetes dan disfungsi metabolisme. 

Hasilnya, perempuan yang menghabiskan waktu paling lama untuk duduk dalam darahnya mempunyai kandungan insulin lebih ting gi, termasuk juga tingginya kandungan protein C-reaktif dan bahan kimia yang dilepaskan oleh lapisan lemak di abdomen (perut), kandung an leptin, dan interleukin-6, serta ter in dikasi mengalami masalah inflamasi atau gejala iritasi dan memar. Interleukin- 6 (IL-6) adalah protein hasil dari respons kekebalan tubuh terhadap gangguan jaringan, misalnya infeksi, trauma atau inflamasi. 

Hasil penelitian yang dipubli kasikan di American Journal of Preventive Medicine pekan lalu itu mengungkapkan bahwa hubungan antara waktu duduk dan risiko diabetes lebih banyak menimpa perempuan dibandingkan laki-laki, namun penelitian itu belum dapat menjelaskan bagaimana perbedaan itu bisa terjadi karena faktor gender. Tim mengasumsikan bahwa perempuan kemungkinan lebih banyak ngemil saat duduk dibandingkan laki-laki ketika dalam aktivitas duduk atau karena laki-laki cenderung terlibat dalam aktivitas fisik lebih tinggi ketika mereka dalam kondisi tidak sedang duduk. 

‘’Penelitian ini memberikan bukti penting bahwa duduk dalam jangka waktu lama memiliki efek buruk terhadap resistensi tubuh terhadap insulin dan inflamasi kornis level rendah pada perempuan, namun tak terjadi pada laki-laki,’’ kata Dr Thomas Yates yang memimpin penelitian itu seperti dikutip Health Canal, akhir pekan lalu. Fakta yang mengejutkan, ternyata efek buruk itu tetap saja terjadi tak peduli bagaimana pun aktivitas fisik yang dilakukan para responden perempuan. 

‘’Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang mengikuti anjuran melakukan olah raga selama 30 menit per hari kemungkinan masih berisiko terancam kesehatannya jika mereka tetap saja banyak duduk sepanjang hari. Karena itu, hasil penelitian ini menganjurkan agar para perempuan untuk mengurangi waktu duduk mereka sebagai faktor yang penting untuk mencegah risiko terkena penyakit kronis,’’ kata Yates menyimpulkan. 

Penelitian Yates dan timnya didukung oleh kolaborasi riset kesehatan terapan di Leicestershire, Northamptonshire, dan Rutland. Mereka juga merekomendasikan penelitian lanjut terhadap dampak pengurangan waktu duduk terhadap kesehatan. Menurut Yates, jika hasil penelitian itu membenarkan hasil penelitian timnya, maka akan ada implikasi terhadap rekomendasi gaya hidup yang sehat, kebijakan kesehatan publik, dan intervensi otoritas berwenang terhadap perilaku hidup sehat. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement