Selasa 27 Nov 2012 07:07 WIB

Anak Anda Suka Susui Boneka? Itu Normal

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
Seorang anak perempuan sedang belajar bersama ibunya/ilustrasi
Foto: corbis
Seorang anak perempuan sedang belajar bersama ibunya/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Putri anda mungkin sering kedapatan main boneka dan pura-pura menyusuinya. Itu berarti seorang anak meniru norma biologis seorang ibu.

Sebagian orang mungkin memandangnya dengan skeptis dan menilai tindakan si anak termasuk perilaku 'jorok.' Itu karena 90 persen wanita yang merupakan seorang ibu seringkali menghentikan pemberian air susu ibu (ASI) sebelum anak-anaknya siap lepas dari itu.

Di Inggris dan negara maju lainnya, tingkat menyusui anak atau pemberian ASI eksklusif oleh ibu itu sangat rendah. Laporan Unicef menunjukkan ibu-ibu seringkali memberikan susu formula buatan untuk anaknya. Ini akhirnya meningkatkan angka kematian bayi mendadak dan mempengaruhi kesehatan ibu.

Konselor ASI dari Asosiasi Ibu Menyusui di Inggris, Maddie McMahon, mengatakan seorang ibu harus melakukan parenting terhadap anak-anaknya. Khususnya kepada anak perempuannya tentang menyusui. Itu bukanlah hal yang tabu dilakukan.

"Putri anda akan belajar bagaimana merawat bayi dan memberi makan mereka. Kita harus mengekspos norma-norma biologis, seperti menyusui, kepada sang anak secara normal dan terarah," kata Maddie, seperti dilansir The Guardian, Selasa (27/11). Dengan demikian, hambatan untuk menyusui akan lebih bisa diadaptasi anak apabila mereka dewasa dan menjadi seorang ibu kelak.

Anak-anak harus mengetahui bahwa payudara bukan hanya berfungsi seksual semata. Psikoterapis, Kitty Hagenbach, menilai meskipun putri-putri anda tak membutuhkan boneka, namun kemungkinan mereka melakukan jenis permainan pura-pura menyusui bayi itu pasti ada.

Saat ini, kata Kitty, latar belakang budaya di beberapa negara, hanya melihat payudara sebagai obyek seksual saja. Tak mengherankan jika ASI telah dianggap sebagai cara yang memaksa anak-anak tumbuh terlalu cepat.

Banyak di antara kita kesulitan memisahkan payudara sebagai sumber makanan dengan payudara sebagai bagian dari seksual. Sehingga, jika mereka mendapati ada anak-anak yang berpura-pura memiliki payudara atau berpura-pura menyusui bayi dengan boneka dianggap tabu. "Keseimbangan pengetahuan diusia dini itu harus diajarkan, bukan untuk dicemooh," ujar Kitty.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement