Senin 04 Mar 2013 23:03 WIB

Belanda Larang Obat Jerawat Diane 35 Beserta Generiknya

Jerawat/Ilustrasi
Foto: corbis.com
Jerawat/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Para dokter di Belanda diminta tidak menulis resep obat anti-jerawat buatan Bayer, Diane 35 beserta versi generiknya kepada pasien baru, kata Pengawas Obat Belanda.

Belanda menjadi negara kedua di Eropa yang melakukan langkah tersebut terkait dengan penyelidikan untuk aspek keamanannya.

Agen obat-obatan Eropa bulan lalu memulai peninjauan aspek keamanan pil buatan Jerman yang juga digunakan sebagai alat kontrasepsi itu, atas permintaan Prancis.

Pemerintah Prancis telah menahan penjualan obat tersebut pada Januari setelah empat kematian terkait pemakaian obat tersebut dalam 25 tahun terakhir. Bayer dilaporkan terkejut atas tindakan tersebut.

Badan Pemeriksa Obat Belanda (CBG) pada Senin menyarankan para dokter untuk tidak menuliskan resep Diane 35 dan versi generiknya bagi pasien baru.

"Sepertinya bagi kami lebih baik menyarankan untuk tidak memberikan resep obat itu kepada pasien baru karena risiko, khususnya ketika mulai memakai tampak naik(risiko)," Kepala CBG Bert Leufkens seperti dikutip harian Belanda Trouw.

Juru bicara BCG membenarkan pernyataan itu. Tetapi jubir itu menolak memberi komentar ketika ditanyakan apa yang harus dilakukan bagi para pemakai Diane 35 saat ini. Badan tersebut akan mengeluarkan pernyataan secepatnya mengenai hal tersebut.

Pada Februari Pengawas Obat mendesak para dokter, apoteker dan pasien untuk melaporkan segala temuan dampak dari Diane 35 ke Pusat Kewaspadaan Farmasi Nederlands, Lareb, suatu badan independen yang mengumpulkan dan menganalisa reaksi vaksin dan obat.

CBG menggunakan data Lareb untuk membuat acuan. Laman Lareb menyebutkan telah menerima 10 laporan kematian yang mungkin melibatkan penggunaan pil Diane 35 atau salah satu versi generiknya.

Bayer Unit Belanda mengatakan belum mendapat bukti ilmiah mengenai kendala risiko yang berkaitan dengan pemakaian pil Diane 35.

Seorang perempuan juru bicaranya menolak memberikan tanggap segera atas temuan Lareb, juga menolak menjawab apakah Bayer akan menggugat anjuran BCG kepada para dokter untuk tidak memberikan obat tersebut bagi pasien baru.

Belum ada seorangpun wakil Bayer di Jerman yang bisa memberi tanggapan secepatnya.

Pengawas Obat Eropa mengemukakan bulan lalu risiko pembekuan darah dengan obat tersebut sangat rendah tetapi dikenali. Bagi para pasien yang mengonsumsi obat tersebut dianjurkan tidak segera menghentikannya melainkan berkonsultasi dengan dokter, apabila mereka merasa cemas.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement